1. OTENTISITAS
Persekutuan yang sejati mengundang kita untuk mengalami otentisitas—keberanian untuk berbagi pengalaman hidup yang paling mendalam dan pribadi, baik sukacita maupun penderitaan. Dalam sebuah komunitas, otentisitas berarti berbagi luka hati, kegagalan, ketakutan, dan keraguan dengan penuh kejujuran dan kerendahan hati. Itu bukan hanya tentang berbagi fakta, tetapi membuka diri dengan segala kelemahan dan ketidaksempurnaan, serta saling mendukung untuk bertumbuh dalam iman. Tanpa otentisitas, kita hanya akan membangun hubungan permukaan yang tidak dapat membawa kita pada pertumbuhan rohani yang sejati.
Ayat Pendukung:
- 1 Yohanes 1:7-8, "Tetapi jika kita hidup di dalam terang, sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita."
- Yakobus 5:16, "Lakukan ini sebagai sesuatu yang biasa: Hendaklah kamu saling mengaku dosa dan saling mendoakan sehingga kamu bisa hidup bersama dengan sehat dan sembuh."
2. KEBERSAMAAN
Kebersamaan dalam persekutuan sejati adalah dasar dari saling mendukung dan bertumbuh dalam iman. Kebersamaan bukan sekadar bersama-sama dalam sukacita, tetapi juga dalam penderitaan, saling menghargai, melayani, dan memberikan dorongan. Kebersamaan melibatkan pemberian diri dalam kasih tanpa mengharapkan imbalan, serta tanggung jawab satu sama lain. Tanpa kebersamaan yang sejati, kita akan mudah terisolasi dan kehilangan kekuatan untuk bertahan dalam iman.
Ayat Pendukung:
- 1 Korintus 12:25, "Supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan."
- Roma 1:12, "Yaitu, supaya aku ada di antara kamu dan turut terhibur oleh iman kita bersama, baik oleh imanmu maupun oleh imanku."
- Roma 12:10, "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat."
3. SIMPATI
Simpati dalam persekutuan mengajarkan kita untuk tidak hanya memberikan nasihat atau bantuan yang sekadar basa-basi, tetapi untuk benar-benar merasakan dan memasuki penderitaan orang lain. Itu adalah kemampuan untuk mendengarkan dengan hati dan merasakan apa yang orang lain alami, tidak terburu-buru memberikan solusi atau kritik, tetapi memberi ruang bagi orang lain untuk dipahami. Simpati ini menciptakan kedekatan emosional yang mengikat kita dalam kasih Kristus.
Ayat Pendukung:
- Kolose 3:12, "Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran."
- Galatia 6:2, "Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus."
- Ayub 6:14, "Dalam derita seperti ini, kudambakan sahabat sejati."
4. BELAS KASIHAN
Persekutuan yang sejati berpusat pada belas kasihan—bukan hanya pengampunan, tetapi juga kemurahan hati yang memungkinkan kita untuk melepaskan masa lalu dan tidak membiarkan dosa mendominasi hubungan kita. Pengampunan adalah tindakan melepaskan beban dan kesalahan orang lain, bukan untuk memperbaiki atau mengontrol masa depan mereka, tetapi untuk membuka jalan bagi pemulihan dan rekonsiliasi. Dalam persekutuan yang sejati, pengampunan ini tidak ditangguhkan, tetapi diberikan dengan sukacita.
Ayat Pendukung:
- 2 Korintus 2:7, "Ketika orang berbuat dosa, kamu hendaknya mengampuni dan menguatkannya, sehingga dia tidak menyerah dalam keputusasaan."
- Kolose 3:13, "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian."
5. KEJUJURAN
Kejujuran adalah fondasi dari setiap persekutuan yang sehat. Dalam persekutuan sejati, kita belajar berbicara kebenaran dengan kasih, berani menghadapi masalah meski sulit, dan berbicara dengan keterusterangan yang penuh dengan perhatian terhadap perasaan orang lain. Kejujuran bukan tentang kebebasan untuk berbicara sesuka hati, tetapi tentang berbicara dalam kasih yang membangun, menguatkan, dan menyembuhkan.
Ayat Pendukung:
- Efesus 4:15, "Sebaliknya kita harus menyatakan hal-hal yang benar dengan hati penuh kasih, sehingga dalam segala hal kita makin lama makin menjadi sempurna seperti Kristus, yang menjadi kepala kita."
- Amsal 24:26, "Jawaban yang jujur adalah tanda persahabatan yang sejati."
- Galatia 6:1, "Saudara-saudara, kalaupun seseorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan."
6. KERENDAHAN HATI
Kerendahan hati adalah sikap yang meluruhkan ego dan memfokuskan pada kebutuhan orang lain. Dalam persekutuan yang sejati, kerendahan hati mengajarkan kita untuk tidak mencari tempat pertama, tetapi untuk melayani dengan tulus. Kerendahan hati adalah tentang mengakui bahwa kita tidak lebih tinggi dari orang lain, bahwa kita semua bergantung pada kasih dan anugerah Tuhan. Itu adalah pelumas yang membuat hubungan berjalan lancar dan harmonis.
Ayat Pendukung:
- 1 Petrus 5:5b, "Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: 'Allah menentang orang yang congkak, tetapi memberi anugerah kepada orang yang rendah hati."
- Roma 12:16, "Hiduplah rukun satu sama lain. Janganlah bersikap tinggi hati, tetapi sesuaikanlah dirimu dengan orang yang rendah kedudukannya."
- Filipi 2:3-4, "Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri."
7. SIKAP HORMAT
Sikap hormat dalam persekutuan menciptakan suasana saling menghargaai. Kita menghargai perbedaan, mendengarkan dengan empati, dan tidak meremehkan kecemasan orang lain. Menghargai perasaan orang lain adalah bagian penting dari kasih Kristus, dan hal itu menciptakan rasa aman dan saling percaya di dalam persekutuan.
Ayat Pendukung:
- Roma 15:2, "Kita harus mempertimbangkan kebimbangan dan ketakutan orang lain."
- Titus 3:2, "Umat Allah hendaklah bersikap lemah lembut dan sopan santun."
- Roma 12:10, "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat."
8. BISA MEMEGANG RAHASIA
Kepercayaan adalah inti dari persekutuan yang sejati. Dalam komunitas yang sehat, setiap orang tahu bahwa apa yang dibagikan dalam persekutuan tetap terjaga kerahasiaannya. Gossip dan kebocoran informasi merusak hubungan dan menghancurkan persekutuan. Memegang rahasia dengan integritas adalah komitmen untuk melindungi hati dan reputasi sesama, seperti yang Tuhan lakukan kepada kita.
Ayat Pendukung:
- Amsal 16:28, "Gosip disebarkan oleh orang-orang yang jahat; mereka menimbulkan kesulitan dan menceraikan sahabat yang karib."
- Titus 3:10, "Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi."
9. FREKUENSI
Persekutuan yang sejati memerlukan komitmen dan ketekunan untuk membangun hubungan yang lebih dalam dan penuh makna. Ini membutuhkan waktu yang sering dan teratur untuk berbagi hidup, berdoa, dan saling mendukung. Frekuensi pertemuan bukan sekadar untuk bersenang-senang, tetapi untuk memperkuat satu sama lain dalam iman, mengingatkan tentang kebenaran Allah, dan menyiapkan diri menghadapi tantangan hidup.
Ayat Pendukung:
- Ibrani 10:25, "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."
- Kisah Para Rasul 2:46, "Setiap hari mereka bersama-sama berbakti di dalam Bait Allah. Mereka bersekutu dalam kelompok-kelompok kecil di rumah-rumah dengan penuh sukacita serta rasa syukur."
Daftar Pustaka:
- Warren, Rick (2002). The Purpose-Driven ® Life. Michigan: Zondervan
No comments:
Post a Comment