Monday, October 08, 2012

True Love


True Love never gives up.
True Love cares more for others than for self.
True Love doesn't want what it doesn't have.
True Love doesn't strut.
True Love doesn't have a swelled head.
True Love doesn't force itself on others.
True Love isn't always "me first".
True Love doesn't fly off the handle.
True Love doesn't keep score of the sins of others.
True Love doesn't revel when others grovel.
True Love take pleasure in the flowering of truth.
True Love puts up with anything.
True Love trusts GOD always.
True Love always looks for the best.
True Love never looks back, but keeps going to the end.
True Love never dies........

Daftar Pustaka:
  • The Message

Friday, September 28, 2012

Real Wisdom


Wisdom kalau diterjemahkan mempunyai makna yaitu hikmat, kebijaksanaan, kearifan, kebijakan, dan pengetahuan.

Menurut kitab Yakobus 3:17-18, Real Wisdom = GOD Wisdom yang memiliki kriteria sebagai berikut :
  1. "Real Wisdom" itu dimulai dari kehidupan yang kudus (Holy Life) dan dapat dicirikan ketika bergaul dengan orang lain.
  2. "Real Wisdom" itu lemah lembut (Gentle) dan masuk akal (Reasonable).
  3. "Real Wisdom" itu berlimpah dengan belas kasihan (Mercy) dan kebaikan (Blessings).
  4. "Real Wisdom" itu konsisten (Not Hot One Day and Cold The Next).
  5. "Real Wisdom" itu tidak munafik (Not Two-Faced).
Daftar Pustaka :
The Message

Monday, September 17, 2012

Surat Bapa di Surga Kepada Kita




Sebuah ungkapan yang disampaikan dalam bentuk surat, untuk menyatakan betapa besar cinta Bapa di Surga kepada kita. Kata-kata yang tertulis dalam surat-Nya merupakan Firman-Nya. Bacalah surat-Nya, biarlah hidupmu diperbarui dengan kasih-Nya. 

Tuesday, September 11, 2012

5 Alasan Enterpreneur Gagal

Mengapa Banyak Entrepreneur Gagal: Sebuah Analisis Mendalam dan Solusi

Kegagalan seorang entrepreneur tidak hanya terjadi karena kurangnya kemampuan teknis atau modal, tetapi seringkali karena masalah mendasar dalam cara berpikir, perencanaan, dan tindakan. Ada benang merah yang menghubungkan penyebab-penyebab kegagalan ini, yang apabila dikenali dengan baik, dapat menjadi langkah awal menuju keberhasilan. Berikut adalah lima alasan utama yang sering menjadi penghambat kesuksesan seorang entrepreneur, lengkap dengan langkah untuk mengatasinya.


1. Tidak Mengetahui Apa yang Diinginkan dalam Hidup

Visi adalah dasar dari segala tindakan. Banyak entrepreneur gagal karena mereka tidak memiliki kejelasan mengenai apa yang mereka inginkan.

  • Definisi Tujuan yang Kabur
    Tujuan hidup yang tidak jelas, baik jangka pendek maupun jangka panjang, membuat usaha mereka kehilangan arah. Sebuah tujuan harus spesifik, terukur, realistis, dan terikat waktu (SMART: Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Timely).

  • Langkah Nyata
    Sebelum menetapkan tujuan, definisikan apa arti kesuksesan bagi Anda. Misalnya, jika ingin kaya, tentukan secara konkret apa makna “kaya” itu: penghasilan tertentu, kebebasan finansial, atau keseimbangan waktu kerja dan kehidupan.

  • Refleksi Alkitabiah
    "Sebab di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada" (Matius 6:21). Dengan mengetahui apa yang benar-benar Anda inginkan, Anda dapat mengarahkan usaha Anda pada tujuan yang memberi makna, bukan hanya materi.


2. Fokus pada Hal Negatif

Berfokus pada kegagalan, ketakutan, atau kekurangan hanya akan melemahkan energi dan semangat Anda.

  • Efek Visi Negatif
    Otak manusia tidak dapat membedakan antara visi negatif dan positif. Ketika Anda membayangkan kegagalan, otak Anda cenderung memperkuat rasa takut itu. Sebaliknya, fokus pada hasil positif akan mendorong perilaku menuju keberhasilan.

  • Langkah Nyata
    Ubah narasi internal Anda. Gantilah pikiran negatif dengan pernyataan positif dan konstruktif. Jangan mengeluh atau menyalahkan, tetapi carilah solusi.

  • Refleksi Alkitabiah
    "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Filipi 4:13). Jangan biarkan ketakutan mendominasi; fokuslah pada kekuatan dan janji Tuhan.


3. Ketidakmampuan Memikul Tanggung Jawab

Kegagalan sering terjadi karena sikap enggan menerima tanggung jawab atas hasil yang dicapai.

  • Mentalitas Menyalahkan
    Banyak orang cenderung menyalahkan faktor eksternal seperti ekonomi, pelanggan, atau rekan kerja. Ini hanya akan menghambat pertumbuhan pribadi.

  • Langkah Nyata
    Akui peran Anda dalam setiap hasil, baik itu keberhasilan maupun kegagalan. Bersikap proaktif untuk memperbaiki apa yang salah daripada mencari kambing hitam.

  • Refleksi Alkitabiah
    "Tetapi jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan" (2 Tesalonika 3:10). Memikul tanggung jawab adalah bagian dari panggilan iman untuk bekerja dan bertindak dengan benar.


4. Tidak Memusatkan Perhatian pada Apa yang Diinginkan

Kegagalan seringkali disebabkan oleh kurangnya fokus pada tujuan utama.

  • Efek Pola Pikir Negatif
    Pola pikir negatif membatasi kemampuan untuk melihat peluang dan solusi. Fokus yang terpecah mengurangi produktivitas dan kreativitas.

  • Langkah Nyata
    Identifikasi kekuatan Anda dan pusatkan perhatian pada apa yang benar-benar ingin Anda capai. Hindari gangguan yang tidak relevan dengan tujuan Anda.

  • Refleksi Alkitabiah
    "Tetaplah fokus pada apa yang baik dan pantas dipuji" (Filipi 4:8). Fokus pada nilai-nilai positif akan menghasilkan tindakan yang bermanfaat.


5. Visi yang Lemah

Tanpa visi yang kuat, seorang entrepreneur akan kehilangan arah dan motivasi.

  • Kekuatan Visi Positif
    Visi yang hanya berpusat pada keberhasilan pribadi seringkali tidak cukup untuk memotivasi dalam jangka panjang. Visi yang mencakup dampak pada orang lain lebih cenderung memberikan semangat yang berkelanjutan.

  • Langkah Nyata
    Perluas visi Anda untuk mencakup manfaat bagi orang lain—baik itu karyawan, komunitas, atau keluarga Anda. Temukan alasan di balik alasan mengapa Anda ingin mencapai tujuan Anda.

  • Refleksi Alkitabiah
    "Tanpa wahyu, bangsa menjadi liar" (Amsal 29:18). Sebuah visi yang diberikan oleh Tuhan memberikan arah, tujuan, dan kekuatan untuk melangkah maju.


KESIMPULAN

Mengatasi lima alasan utama kegagalan ini memerlukan kombinasi pemikiran positif, tanggung jawab, fokus, dan visi yang jelas. Dengan pendekatan ini, Anda tidak hanya dapat menghindari kegagalan tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk sukses.

Ingatlah, keberhasilan adalah perjalanan, bukan tujuan akhir. Jangan hanya mengejar materi, tetapi jadikan kesuksesan Anda sebagai berkat bagi diri sendiri dan orang lain, sesuai dengan prinsip iman yang Anda anut.

Daftar Pustaka

  • Ciputra Entrepreneurship, "5 Alasan Kegagalan Entrepreneur yang Perlu Diketahui"
  • Alkitab Suci, Terjemahan Baru

8 Strategis Bertahan Dalam Bisnis


Strategi Bertahan dalam Dunia Usaha yang Penuh Persaingan

Setiap entrepreneur tahu bahwa perjalanan bisnis bukanlah jalan yang mulus. Mendirikan sebuah usaha yang berhasil adalah pencapaian besar, namun tantangan sesungguhnya baru dimulai ketika bisnis tersebut mulai berkembang. Persaingan yang semakin ketat, ancaman pesaing baru, serta dinamika pasar yang terus berubah, membuat bisnis harus memiliki strategi yang matang untuk bisa bertahan dan berkembang. Bisnis yang tidak bisa beradaptasi dan bertahan akhirnya akan tenggelam. Oleh karena itu, diperlukan kejelian, perencanaan yang cermat, dan pemahaman pasar yang mendalam. Berikut adalah strategi yang harus diterapkan untuk bertahan dalam dunia usaha yang penuh persaingan:


1. Tentukan Merek dan Segmen Produk dengan Jelas

Merek adalah cerminan dari identitas bisnis Anda. Tidak hanya sebagai nama atau simbol, tetapi merek adalah cara Anda berkomunikasi dengan pasar. Merek yang kuat dan segmen produk yang jelas merupakan pilar utama untuk membangun daya tarik dan loyalitas konsumen.

  • Strategi Pemasaran yang Tepat Sasaran
    Merek dan segmen produk harus secara tepat mencerminkan nilai dan karakteristik dari produk yang ditawarkan serta cocok dengan kebutuhan dan preferensi pasar yang ingin dijangkau. Sebagai contoh, merek aksesori untuk remaja harus menggambarkan gaya dan energi anak muda, sementara produk untuk kalangan profesional harus menunjukkan kesan eksklusif dan elegan.

  • Relevansi dengan Tren Pasar
    Pahami tren pasar yang sedang berkembang. Jangan hanya mengikuti tren, tapi pastikan bisnis Anda menjadi bagian dari tren tersebut dengan cara yang autentik dan menarik bagi audiens yang tepat.


2. Pilih Lokasi Penjualan yang Strategis

Lokasi adalah salah satu faktor kunci yang dapat menentukan kesuksesan atau kegagalan sebuah bisnis. Lokasi tidak hanya berarti tempat fisik, tetapi juga mencakup keberadaan pasar potensial yang bisa dijangkau.

  • Aksesibilitas dan Visibilitas
    Lokasi penjualan harus mudah dijangkau oleh target konsumen. Untuk bisnis ritel, pilih lokasi yang ramai dan strategis, baik di pusat kota, pusat perbelanjaan, atau daerah yang memiliki potensi pasar yang tinggi. Untuk bisnis online, pilih platform digital yang banyak diakses oleh audiens Anda.

  • Pertimbangan Digital dan Fisik
    Dalam era digital, lokasi penjualan juga mencakup ruang maya, seperti e-commerce atau media sosial. Pastikan kehadiran online Anda juga terjamin, karena semakin banyak konsumen beralih ke platform digital untuk berbelanja.


3. Dekati Calon Pembeli dengan Perkenalan Merek dan Segmentasi Produk

Pemasaran yang efektif adalah kunci utama dalam membangun hubungan dengan konsumen baru. Melalui perkenalan yang tepat, calon pembeli dapat memahami nilai dan manfaat produk Anda.

  • Memanfaatkan Event dan Media
    Mengikuti bazaar atau event yang relevan dengan produk Anda adalah salah satu cara efektif untuk memperkenalkan merek. Selain itu, buatlah website yang menarik, gunakan media sosial secara aktif, dan sebarkan brosur yang memberikan informasi mendalam tentang produk dan keunggulannya.

  • Pentingnya Cerita Merek
    Cerita yang menarik dapat menghubungkan konsumen dengan merek Anda secara emosional. Konsumen cenderung lebih loyal pada merek yang memiliki cerita kuat dan relatable.


4. Buat Penawaran Menarik yang Dapat Mendorong Percakapan

Penawaran spesial pada tahap awal dapat menarik perhatian dan memberi kesempatan bagi konsumen untuk mencoba produk Anda.

  • Promo yang Mengundang Minat
    Penawaran khusus, seperti diskon, paket bundling, atau produk percakapan, dapat memberi dorongan yang diperlukan agar konsumen merasa terdorong untuk membeli. Namun, perubahan penawaran yang teratur akan menjaga merek Anda tetap menarik dan segar di benak konsumen.

  • Membangun Hubungan dengan Konsumen
    Lebih dari sekadar transaksi, penawaran menarik adalah cara untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Gunakan kesempatan ini untuk mengedukasi mereka mengenai manfaat produk Anda, dan buat mereka merasa dihargai.


5. Perluas Jaringan dan Bangun Hubungan yang Kuat

Networking bukan hanya soal bertemu orang baru, tetapi juga membangun hubungan yang saling menguntungkan.

  • Berinteraksi dengan Komunitas
    Anda dapat memperkenalkan produk melalui kegiatan sponsorship atau kemitraan dengan event yang sesuai dengan target pasar Anda. Ini tidak hanya memperluas jangkauan, tetapi juga memperkenalkan produk Anda pada audiens yang lebih luas.

  • Jangkauan yang Lebih Luas
    Seiring pertumbuhan bisnis, jangan ragu untuk membuka cabang baru atau memperluas distribusi ke daerah yang lebih luas. Dengan memperkuat hubungan dengan lebih banyak pihak, Anda memperbesar peluang untuk bertahan dan berkembang.


6. Mengembangkan Usaha dengan Strategi yang Tepat

Mengembangkan usaha bukan berarti memperbanyak produk atau pasar, tetapi lebih kepada berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan pasar yang terjadi.

  • Diversifikasi Segmen Pasar
    Jika sebelumnya Anda fokus pada segmen remaja, pertimbangkan untuk merambah ke segmen pasar yang lebih luas, seperti wanita dewasa atau bahkan anak-anak. Pastikan bahwa produk yang Anda tawarkan masih relevan dengan identitas merek Anda, meskipun target pasarnya berbeda.

  • Inovasi Produk dan Layanan
    Jangan berhenti berinovasi. Bisnis yang stagnan akan tertinggal oleh pesaing. Selalu pertimbangkan untuk menambah variasi produk atau memperkenalkan fitur baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar.


7. Kuatkan Hati, Kerja Keras, dan Pantang Menyerah

Kesuksesan dalam bisnis tidak terjadi dalam semalam. Dibutuhkan ketekunan, kerja keras, dan ketahanan mental untuk menghadapi tantangan yang datang.

  • Mentalitas yang Positif
    Setiap usaha memiliki pasang surut. Momen-momen sulit harus dilalui dengan kepala tegak dan semangat yang tidak mudah pudar. Seperti pepatah, "Keberhasilan adalah hasil dari kegagalan yang tidak pernah berhenti."

  • Mengatasi Rintangan dengan Kebijaksanaan
    Menghadapi rintangan bukan hanya soal berjuang keras, tetapi juga tentang belajar dari kesalahan dan beradaptasi dengan lebih bijaksana.


8. Hindari Peniruan Merek yang Ada

Meniru merek lain, meskipun terdengar seperti cara cepat meraih kesuksesan, akan menghambat kemajuan Anda dalam jangka panjang.

  • Kredibilitas Merek
    Merek yang identik dengan merek lain akan menurunkan kredibilitas dan keaslian bisnis Anda. Bangunlah merek yang unik, yang mencerminkan nilai dan karakter bisnis Anda sendiri.

  • Hargai Inovasi
    Keunikan adalah salah satu daya tarik terbesar bagi konsumen. Jangan takut untuk berpikir di luar kotak dan menawarkan sesuatu yang berbeda dari pesaing.


KESIMPULAN

Dalam dunia usaha yang penuh dengan persaingan, bertahan hidup dan berkembang memerlukan strategi yang jelas, perencanaan yang matang, dan ketahanan mental yang kuat. Tidak hanya tentang menjadi yang terbaik, tetapi juga tentang terus belajar, beradaptasi, dan mengutamakan kepuasan pelanggan. Keberhasilan dalam bisnis adalah proses yang berkelanjutan, yang membutuhkan komitmen untuk selalu berkembang dan berinovasi.

Daftar Pustaka

  • Ciputra Entrepreneurship, "8 Strategi Bertahan dalam Bisnis"

Friday, May 18, 2012

Every Crisis Is Different


Standard Crisis Management Guidelines for the First 48 Hours

(As Shared by Yap Boh Tiong, Managing Director of Mileage Communications Pte. Ltd.)

In the first 48 hours following a disaster or crisis, every decision made and action taken is crucial. The success or failure of an organization’s crisis management can often be determined by how swiftly and effectively it responds in these initial hours. Yap Boh Tiong, a seasoned expert in crisis communications, shares the fundamental steps every organization must observe to ensure a strategic and controlled response during the early stages of a disaster.


1. Assess the Situation Immediately

The first and most critical step in a crisis is to quickly gather as many relevant facts as possible. The initial minutes are pivotal in understanding the scale and impact of the disaster. Do not rush to conclusions; instead, aim to collect credible information from reliable sources. Understanding the nature of the incident, its potential impact, and the stakeholders involved will lay the foundation for your response.

  • Action Points:
    • Activate all key personnel to assess the situation.
    • Verify facts through multiple sources to ensure accuracy.

2. Activate the Crisis Management Team

Once the situation is assessed, it is essential to mobilize your crisis management team. This team must consist of individuals with clear roles and responsibilities. It is also vital that the team has access to a dedicated space—often referred to as a crisis response room—where decisions can be made swiftly and effectively. This room must be equipped with communication tools to facilitate coordination and ensure that all necessary actions can be taken.

  • Action Points:
    • Assemble key decision-makers from various departments (e.g., legal, communications, operations).
    • Ensure availability of digital and physical tools for real-time collaboration.

3. Mobilize the Communications Team

In the digital age, a crisis can rapidly escalate due to the overwhelming media inquiries from both traditional and online platforms. Therefore, it is essential to mobilize a communications team immediately to manage these inquiries. Your communications team should be prepared to address media representatives, respond to social media posts, and handle any public inquiries. This will help contain misinformation, reduce panic, and establish your organization’s authority in managing the situation.

  • Action Points:
    • Designate spokespersons for various media channels.
    • Activate social media monitoring tools to track public sentiment and prevent the spread of rumors.

4. Take Charge of the Incident

Taking charge means assuming responsibility for managing the crisis. This involves being decisive and transparent with the facts, especially in the drafting and issuance of an official media response. The statement must reflect the current facts, offer reassurance to those affected, and outline the actions your organization is taking. Always ensure that any public statement issued is fact-checked and validated before being released.

  • Action Points:
    • Draft a concise, factual media statement.
    • Issue the statement after careful verification and alignment with internal stakeholders.

5. Inform Employees and Stakeholders

Internal communications are just as critical as external communications during a crisis. Inform your employees about the situation promptly, clearly, and consistently. Ensure that they understand their roles in responding to the crisis, including how they should communicate with external parties. Additionally, ensure that stakeholders, such as business partners and investors, are kept in the loop with regular updates.

  • Action Points:
    • Use internal communication channels (e.g., intranet, emails) to update employees.
    • Keep stakeholders informed with regular, factual updates.

6. Identify a Spokesperson and Ensure Accessibility

A clear, consistent voice is essential during a crisis. Appoint an experienced spokesperson who can effectively communicate your organization’s stance to the media. This spokesperson should be well-versed in the facts and able to handle intense questioning. Furthermore, ensure that the organization’s website includes a statement and any relevant contact information, such as helplines for affected individuals.

  • Action Points:
    • Appoint a senior spokesperson and provide them with media training.
    • Publish a statement on your corporate website, along with helplines.

7. Monitor Media Coverage and Public Response

After issuing the initial statements, closely monitor how the media and public are responding. This includes tracking both traditional and social media to understand the evolving public sentiment. Regular updates from the crisis management team should be provided to ensure that all actions are coordinated and that the situation is being managed effectively.

  • Action Points:
    • Monitor traditional media and social platforms for real-time reactions.
    • Schedule regular crisis management team briefings to assess and adjust strategies.

8. Demonstrate Sympathy, Care, and Concern

A successful crisis response is one that demonstrates empathy and genuine care for all those involved. This is especially important for those directly affected by the incident. Public expressions of sympathy and concern help humanize your organization, build trust with stakeholders, and show that you are not just responding for PR reasons but are genuinely committed to resolving the issue.

  • Action Points:
    • Express condolences and show empathy in public statements.
    • Ensure that all communications are compassionate and considerate.

9. Do Not Speculate or Assign Blame

One of the quickest ways to erode credibility during a crisis is to engage in speculation about the cause or to blame others. Stick to the facts at all times. Your focus should be on what you know, not on what is unknown or unproven. Speculation can create unnecessary confusion, intensify public anxiety, and make it harder to resolve the crisis.

  • Action Points:
    • Avoid guessing or speculating about causes before investigations are completed.
    • Communicate only verifiable facts.

10. Continuously Monitor Outcomes and Stakeholder Responses

The first 48 hours are just the beginning of a crisis response. It is essential to keep monitoring the situation and adjust your approach based on new information and stakeholder reactions. Providing regular updates, staying responsive, and taking responsible actions will help to manage both short-term and long-term impacts. Your organization must demonstrate that it is taking all necessary steps to address the issue and that it is committed to a full resolution.

  • Action Points:
    • Provide consistent and factual updates to all stakeholders.
    • Take swift and appropriate actions based on the ongoing developments.

Conclusion

The first 48 hours of a crisis are critical to shaping the narrative, managing the impact, and ultimately guiding the organization toward recovery. By implementing these comprehensive strategies, organizations can not only handle the immediate aftermath of a crisis but also build trust and resilience for the future. The key lies in swift action, clear communication, and unwavering commitment to resolving the issue with transparency and empathy.

Perbedaan LUTHERAN dan CALVINISME

Lutheranisme dan Calvinisme adalah dua tradisi utama dalam Reformasi Protestan yang muncul pada abad ke-16. Meskipun keduanya berbagi bebera...