Kami rakyat tidak mempergunakan uang kertas dalam hidup sehari-hari, jika kami menolak untuk menerimannya dari gubernemen kami dihukum keras. Lagi pula jika kami hendak membayar dengan uang kertas itu, pemerintah tidak mau menerimanya; kami harus membayar dengan uang perak.
Kami banyak melakukan pekerjaan berat untuk gubernemen akan tetapi tidak menerima upah untuk hidup. Pemerintah Belanda memerintahkan kami menyerahkan ikan, garam tanpa bayaran, tapi tidak membebaskan kami dari pekerjaan rodi lainnya, agar kami bisa melakukan pekerjaan tersebut.
Hal-hal tersebut diatas dinyatakan dengan benar. Jika pemerintah Belanda tidak memerintah kami sebagaiman mestinya, maka kami akan memerangi mereka untuk selama-lamanya. Juga kami kepala-kepala negeri serta rakyat, tidak memilih Kapitan Pattimura tersebut diatas jadi pemimpin kami, akan tetapi ia ditunjuk oleh Yang Maha Tinggi.
Saparua, 19 Mei 1817
NB : Pernyataan Haria yang disiarkan kepada rakyat diseluruh pelosok negeri melalui utusan-utusan merupakan sebuah pernyataan yang menunjukkan bahwa tekad orang Maluku adalah satu untuk berperang menentang penindasan dan menegakkan keadilan. Pernyataan ini ditandatangani oleh raja-raja patih dari seluruh pelosok tanah Lease yang merupakan hasil musyawarah besar dengan Kapitan Pattimura di sebuah baleo di Haria.
Daftar Pustaka:
- Alwi, Des (2005). Sejarah Maluku Banda Naira, Ternate, Tidore dan Ambon. Jakarta: Dian Rakyat.