Filsuf Yunani Aristoteles mengatakan, "Kebahagiaan adalah makna dan tujuan hidup, tujuan dan akhir eksistensi manusia."
Biasanya logika yang berlaku dikalangan masyarakat umum, untuk mencapai kebahagian kita harus selalu bekerja keras siang malam dengan melakukan pengorbanan yang menurut kita sepadan dengan kebahagian tersebut.
Selama ini menurut berbagai buku-buku akademis standar kebahagian ada berbagai macam faktor. Tapi secara umum menurut kitab Mazmur 144:12-15 standar tersebut kebahagian terdiri dari 3 faktor :
- Berkat Keluarga
- Berkat Ekonomi (kecukupan)
- Berkat Keamanan (pemeliharaan)
Tapi ternyata kebahagian tidaklah hanya berdasarkan berkat aja, karena sebagaimana ditulis Raja Salomo dalam kitab Pengkhotbah 2:4-11, kebahagian berdasarkan hal tersebut adalah "kebahagian yang sia-sia dan sama seperti dengan usaha menjaring angin".
Lalu apa konsep "kebahagian" yang tidak hampa ???
Yohanes melalui kitab Wahyu 1:3 menyampaikan konsep "kebahagian" yang BENAR, yaitu :
- Berbahagialah yang membaca Firman Tuhan
- Berbahagialah yang mendengar Firman Tuhan
- Berbahagialah yang menuruti Firman Tuhan.
- Hidupnya tidak bercela dan taat kepada hukum-hukum Tuhan.
- Hidupnya mengikuti perintah-Nya dan dengan segenap hati berusaha mengenal Tuhan.
- Hidup menurut kehendak Tuhan dan tidak melakukan kejahatan.
Sehingga akhirnya orang itu mengenal Tuhan dan Tuhan mengenal orang itu.
Jadi kebahagian sejati adalah orang yang dapat bergaul dengan Tuhan Yesus secara pribadi dan berjalan dengan-Nya.
Daftar Pustaka :
- https://www.bible.com
- http://m.christianpost.com/news/happiness-defined--46921/
- http://www.gki-samanhudi.or.id/artikel/berbahagia-menurut-konsep-firman-tuhan/