Kebenaran Allah yang Diberikan Melalui Kasih Karunia
Allah berkata bahwa kita semua dibenarkan menjadi orang benar bukan karena usaha kita sendiri, baik melalui ketaatan pada hukum Taurat, melakukan kebaikan, atau menjalankan ajaran agama. Kebenaran itu kita peroleh semata-mata karena kasih karunia Allah, anugerah yang diberikan cuma-cuma melalui karya penebusan Yesus Kristus di kayu salib.
Sebagaimana tertulis:
"Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus" (Roma 3:24).
Kasih karunia ini adalah hadiah terbesar yang melampaui segala pencapaian manusia. Namun, apabila seseorang yang telah menerima kasih karunia itu meninggalkan keyakinan dan kepercayaannya kepada Tuhan Yesus, maka tindakan tersebut disebut sebagai murtad atau menyimpang dari iman yang benar.
Kebebasan dan Tanggung Jawab dalam Pilihan
Allah, dalam kasih-Nya yang besar, memberikan manusia kebebasan untuk memilih jalan hidupnya. Kebebasan ini termasuk memilih untuk berpindah keyakinan atau menolak kasih karunia Allah. Namun, setiap pilihan memiliki konsekuensi yang harus ditanggung oleh individu itu sendiri.
Alkitab mengingatkan bahwa berpindah keyakinan sering kali didorong oleh godaan duniawi. Jika dirangkum, penyebab utama seseorang menyimpang dari iman dapat dikategorikan sebagai:
- Roti (Pemenuhan kebutuhan jasmani): Kebutuhan hidup yang mendesak sering kali membuat seseorang mengkompromikan imannya demi mendapatkan keamanan materi.
- Penolong (Pasangan hidup): Ketidakseimbangan iman dalam hubungan sering menjadi alasan seseorang meninggalkan keyakinannya.
- Kekuasaan (Ambisi duniawi): Hasrat untuk memiliki kekuasaan atau pengaruh sering kali menjauhkan seseorang dari kasih karunia Allah.
Namun, Firman Tuhan mengungkapkan dua alasan utama yang lebih mendasar mengapa seseorang bisa menyimpang dari kebenaran:
1. Tidak Mengerti Alkitab
Pemahaman terhadap Alkitab adalah dasar yang tak tergantikan dalam kehidupan iman orang percaya. Tanpa pengertian yang benar, iman seseorang akan mudah digoyahkan oleh berbagai ajaran palsu atau godaan dunia.
Untuk memahami Alkitab, kita harus:
Membaca dan merenungkan Firman Tuhan secara teratur
Pemahaman Alkitab sebaiknya dimulai dari kitab Perjanjian Baru (Matius hingga Wahyu), agar kita terlebih dahulu mengenal kasih karunia Allah melalui Yesus Kristus, sebelum mendalami Perjanjian Lama (Kejadian hingga Maleakhi).Percaya sepenuhnya pada otoritas Firman Tuhan
Kita perlu meyakini bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang diilhamkan, sempurna, dan tanpa salah. Sebagaimana Yesus berkata:
"Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah" (Markus 12:24).
Dengan pemahaman yang mendalam, iman kita akan berdiri kokoh seperti rumah yang dibangun di atas batu karang.
2. Tidak Mengerti Kuasa Allah
Kasih karunia Allah tidak hanya membawa kita kepada kebenaran tetapi juga memberi kita kuasa sebagai anak-anak-Nya. Ketika kita lahir baru dan menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat, Allah memberikan kita otoritas rohani untuk hidup dalam kemenangan.
Namun, banyak orang gagal memahami dan menghidupi kuasa Allah ini karena keterbatasan manusiawi. Untuk itu, diperlukan:
- Keyakinan yang teguh
Kuasa Allah bekerja dalam diri kita melalui Roh Kudus, yang memimpin kita dalam segala kebenaran. - Pemanfaatan ilmu pengetahuan
Tuhan sering menggunakan ilmu pengetahuan untuk memperjelas pekerjaan-Nya. Sebagai contoh, Yesus menyuruh orang yang disembuhkan untuk memeriksakan diri kepada imam, menunjukkan bahwa kuasa Allah dapat diakui dan diterjemahkan melalui bahasa manusia.
Ilmu pengetahuan yang benar tidak bertentangan dengan iman, melainkan membantu kita memahami lebih dalam pekerjaan Allah. Sebagaimana tertulis:
"Pengetahuan itu berasal dari Allah, yang mengajarkan kita untuk hidup dalam hikmat dan kasih karunia-Nya."
Hidup dalam Kasih Karunia: Dasar yang Kokoh
Kasih karunia adalah hadiah terbesar yang hanya bisa diterima dengan iman. Ini adalah dasar yang kokoh bagi setiap orang percaya untuk hidup dalam kebenaran dan menjaga iman mereka agar tidak tergoyahkan.
Marilah kita terus membaca, merenungkan, dan memahami Alkitab, serta membuka hati untuk bekerja dalam kuasa Allah. Dengan demikian, kita dapat hidup sebagai saksi Kristus yang memuliakan nama-Nya, tetap setia dalam kasih karunia, dan menjadi terang di tengah dunia yang gelap.
Sebagaimana Paulus berkata:
"Karena janji yang diberikan kepada Abraham atau kepada keturunannya bahwa ia akan menjadi ahli waris dunia bukan karena hukum Taurat, tetapi karena kebenaran berdasarkan iman" (Roma 4:13).
Daftar Pustaka
- Roma 3:24
- Roma 4:13
- Markus 12:24