Friday, April 24, 2020

Sebab Orang Sesat / Murtad


Kebenaran Allah yang Diberikan Melalui Kasih Karunia

Allah berkata bahwa kita semua dibenarkan menjadi orang benar bukan karena usaha kita sendiri, baik melalui ketaatan pada hukum Taurat, melakukan kebaikan, atau menjalankan ajaran agama. Kebenaran itu kita peroleh semata-mata karena kasih karunia Allah, anugerah yang diberikan cuma-cuma melalui karya penebusan Yesus Kristus di kayu salib.

Sebagaimana tertulis:
"Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus" (Roma 3:24).

Kasih karunia ini adalah hadiah terbesar yang melampaui segala pencapaian manusia. Namun, apabila seseorang yang telah menerima kasih karunia itu meninggalkan keyakinan dan kepercayaannya kepada Tuhan Yesus, maka tindakan tersebut disebut sebagai murtad atau menyimpang dari iman yang benar.


Kebebasan dan Tanggung Jawab dalam Pilihan

Allah, dalam kasih-Nya yang besar, memberikan manusia kebebasan untuk memilih jalan hidupnya. Kebebasan ini termasuk memilih untuk berpindah keyakinan atau menolak kasih karunia Allah. Namun, setiap pilihan memiliki konsekuensi yang harus ditanggung oleh individu itu sendiri.

Alkitab mengingatkan bahwa berpindah keyakinan sering kali didorong oleh godaan duniawi. Jika dirangkum, penyebab utama seseorang menyimpang dari iman dapat dikategorikan sebagai:

  1. Roti (Pemenuhan kebutuhan jasmani): Kebutuhan hidup yang mendesak sering kali membuat seseorang mengkompromikan imannya demi mendapatkan keamanan materi.
  2. Penolong (Pasangan hidup): Ketidakseimbangan iman dalam hubungan sering menjadi alasan seseorang meninggalkan keyakinannya.
  3. Kekuasaan (Ambisi duniawi): Hasrat untuk memiliki kekuasaan atau pengaruh sering kali menjauhkan seseorang dari kasih karunia Allah.

Namun, Firman Tuhan mengungkapkan dua alasan utama yang lebih mendasar mengapa seseorang bisa menyimpang dari kebenaran:


1. Tidak Mengerti Alkitab

Pemahaman terhadap Alkitab adalah dasar yang tak tergantikan dalam kehidupan iman orang percaya. Tanpa pengertian yang benar, iman seseorang akan mudah digoyahkan oleh berbagai ajaran palsu atau godaan dunia.

Untuk memahami Alkitab, kita harus:

  • Membaca dan merenungkan Firman Tuhan secara teratur
    Pemahaman Alkitab sebaiknya dimulai dari kitab Perjanjian Baru (Matius hingga Wahyu), agar kita terlebih dahulu mengenal kasih karunia Allah melalui Yesus Kristus, sebelum mendalami Perjanjian Lama (Kejadian hingga Maleakhi).

  • Percaya sepenuhnya pada otoritas Firman Tuhan
    Kita perlu meyakini bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang diilhamkan, sempurna, dan tanpa salah. Sebagaimana Yesus berkata:
    "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah" (Markus 12:24).

Dengan pemahaman yang mendalam, iman kita akan berdiri kokoh seperti rumah yang dibangun di atas batu karang.


2. Tidak Mengerti Kuasa Allah

Kasih karunia Allah tidak hanya membawa kita kepada kebenaran tetapi juga memberi kita kuasa sebagai anak-anak-Nya. Ketika kita lahir baru dan menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat, Allah memberikan kita otoritas rohani untuk hidup dalam kemenangan.

Namun, banyak orang gagal memahami dan menghidupi kuasa Allah ini karena keterbatasan manusiawi. Untuk itu, diperlukan:

  • Keyakinan yang teguh
    Kuasa Allah bekerja dalam diri kita melalui Roh Kudus, yang memimpin kita dalam segala kebenaran.
  • Pemanfaatan ilmu pengetahuan
    Tuhan sering menggunakan ilmu pengetahuan untuk memperjelas pekerjaan-Nya. Sebagai contoh, Yesus menyuruh orang yang disembuhkan untuk memeriksakan diri kepada imam, menunjukkan bahwa kuasa Allah dapat diakui dan diterjemahkan melalui bahasa manusia.

Ilmu pengetahuan yang benar tidak bertentangan dengan iman, melainkan membantu kita memahami lebih dalam pekerjaan Allah. Sebagaimana tertulis:
"Pengetahuan itu berasal dari Allah, yang mengajarkan kita untuk hidup dalam hikmat dan kasih karunia-Nya."


Hidup dalam Kasih Karunia: Dasar yang Kokoh

Kasih karunia adalah hadiah terbesar yang hanya bisa diterima dengan iman. Ini adalah dasar yang kokoh bagi setiap orang percaya untuk hidup dalam kebenaran dan menjaga iman mereka agar tidak tergoyahkan.

Marilah kita terus membaca, merenungkan, dan memahami Alkitab, serta membuka hati untuk bekerja dalam kuasa Allah. Dengan demikian, kita dapat hidup sebagai saksi Kristus yang memuliakan nama-Nya, tetap setia dalam kasih karunia, dan menjadi terang di tengah dunia yang gelap.

Sebagaimana Paulus berkata:
"Karena janji yang diberikan kepada Abraham atau kepada keturunannya bahwa ia akan menjadi ahli waris dunia bukan karena hukum Taurat, tetapi karena kebenaran berdasarkan iman" (Roma 4:13).


Daftar Pustaka

  • Roma 3:24
  • Roma 4:13
  • Markus 12:24

Tuesday, April 21, 2020

Pengikut Kristus Pasti Masuk Surga


Kepastian Pengikut Kristus Masuk ke Surga Berdasarkan Janji Allah

Kepastian bahwa seorang pengikut Kristus memiliki tempat di surga bukanlah berasal dari buah pikiran manusia, tetapi dari janji Allah yang kekal kepada umat manusia. Janji ini tertulis dalam Firman Tuhan dan menjadi milik setiap orang yang dengan sungguh-sungguh mengakui Yesus Kristus sebagai Juru Selamat pribadinya.

Sebagaimana Yesus berkata:
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup" (Yohanes 5:24).

Pengakuan iman kepada Yesus bukan sekadar formalitas, tetapi suatu deklarasi iman yang membawa kita pada fakta-fakta luar biasa dalam kehidupan rohani:


1. Sudah Bersatu dengan Kristus

Ketika kita menerima Yesus Kristus, kita menjadi satu dengan-Nya. Bersatu dengan Kristus berarti hidup kita tidak lagi terpisah dari-Nya, melainkan hidup dalam kasih karunia dan kebenaran yang Dia berikan.

Paulus menyatakan:
"Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus" (Roma 6:11).


2. Sudah Menerima Roh Allah

Setiap orang yang percaya kepada Kristus menerima Roh Kudus, yang menjadi meterai keselamatan kita dan jaminan kehidupan kekal. Roh Kudus memimpin, menghibur, dan menguatkan kita dalam perjalanan iman.

"Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah" (Roma 8:14).

Roh Kudus bukan hanya penolong tetapi juga bukti nyata bahwa kita milik Allah dan telah dipisahkan untuk hidup dalam kebenaran.


3. Sudah Dibebaskan dari Kuasa Dosa

Dalam Kristus, kita dibebaskan dari perbudakan dosa. Kita tidak lagi hidup di bawah kendali dosa, melainkan dalam kemenangan atas dosa melalui kuasa Kristus yang tinggal di dalam kita.

"Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup, telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut" (Roma 8:1-2).


4. Sudah Dibebaskan dari Kematian Rohani

Kematian rohani adalah akibat dosa, tetapi dalam Kristus, kita dipindahkan dari kematian ke kehidupan. Hidup yang kekal adalah hadiah Allah bagi mereka yang percaya kepada Anak-Nya.

"Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup" (1 Yohanes 5:11-12).


5. Sudah Menjadi Anggota Keluarga (Anak) Allah

Ketika kita menerima Kristus, kita diangkat menjadi anak-anak Allah. Hubungan kita dengan Allah berubah dari ciptaan menjadi anak yang dikasihi, yang memiliki warisan surgawi.

"Karena semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah" (Roma 8:14).

Sebagai anak-anak Allah, kita tidak hanya memiliki hubungan pribadi dengan-Nya tetapi juga memiliki hak istimewa untuk memanggil-Nya sebagai Bapa.


Pengikut Kristus: Orang Kristen yang Sejati

Namun, kita perlu memahami bahwa tidak semua orang Kristen adalah pengikut Kristus, tetapi pengikut Kristus pasti adalah orang Kristen.

Seorang Kristen sejati adalah mereka yang tidak hanya mengaku percaya kepada Kristus tetapi juga hidup dalam ketaatan, kasih, dan kesetiaan kepada-Nya. Kekristenan sejati ditandai oleh kehidupan yang mencerminkan kasih karunia Allah dan pengakuan bahwa hanya melalui Yesus Kristus kita diselamatkan.

Sebagaimana Yesus berkata:
"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga" (Matius 7:21).


KESIMPULAN

Kepastian masuk ke surga bukanlah hasil usaha manusia melainkan anugerah Allah melalui Yesus Kristus. Dengan iman kepada Kristus, kita menerima kehidupan yang kekal, dipimpin oleh Roh Kudus, dibebaskan dari dosa, dan menjadi bagian dari keluarga Allah. Namun, iman itu harus dihidupi dengan ketaatan dan kesetiaan kepada kehendak Allah.

Sebagai pengikut Kristus, marilah kita menjalani hidup yang mencerminkan kasih dan kebenaran-Nya, agar dunia melihat terang Allah melalui hidup kita.


Daftar Pustaka:

  • Yohanes 5:24
  • Roma 8:1-2
  • Roma 8:14
  • 1 Yohanes 5:11-12

Perjanjian Abraham

Perjanjian Abraham: Janji Allah yang Kekal dan Tanpa Syarat

Perjanjian Abraham adalah salah satu perjanjian paling penting dalam Alkitab, yang menunjukkan kehendak Allah untuk mengkhususkan satu kaum bagi diri-Nya dengan tujuan menyatakan kasih dan rencana penebusan-Nya bagi seluruh dunia. Perjanjian ini bersifat tanpa syarat (unconditional covenant), artinya janji-janji Allah tidak bergantung pada ketaatan Abraham, tetapi sepenuhnya berdasarkan kehendak dan kesetiaan Allah sendiri.

Allah berfirman kepada Abraham:
"Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat" (Kejadian 12:1-3).


Ciri-Ciri Utama Perjanjian Abraham

  1. Perjanjian Tanpa Kondisi
    Allah sendiri yang menetapkan perjanjian ini, tanpa syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Abraham. Janji Allah sepenuhnya bergantung pada kesetiaan-Nya, bukan pada tindakan manusia. Ini menunjukkan bahwa perjanjian ini berdasar pada kasih karunia Allah yang sempurna dan kekal.

  2. Perjanjian Harafiah
    Janji yang diberikan kepada Abraham bersifat nyata dan literal, bukan kiasan. Contohnya, tanah yang dijanjikan kepada keturunannya benar-benar menunjuk pada wilayah geografis tertentu. Dalam Kejadian 15:18-21, Allah merinci batas-batas tanah yang akan diberikan kepada keturunan Abraham, yang mencakup wilayah dari sungai Mesir hingga sungai besar, yakni Sungai Efrat.

  3. Perjanjian Kekal
    Perjanjian ini bersifat kekal dan tidak akan dibatalkan. Meski bangsa Israel sering kali jatuh dalam dosa dan ketidaktaatan, janji Allah tetap berlaku. Hal ini ditegaskan dalam banyak bagian Alkitab bahwa Allah setia menjaga perjanjian-Nya.
    "Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu" (Kejadian 17:7).


Isi Perjanjian Abraham

  1. Tanah
    Allah menjanjikan tanah Kanaan sebagai milik pusaka Abraham dan keturunannya. Tanah ini melambangkan tempat kediaman yang Allah siapkan untuk umat pilihan-Nya.
    "Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini, yakni seluruh tanah Kanaan, menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka" (Kejadian 17:8).

  2. Keturunan
    Allah menjanjikan kepada Abraham keturunan yang tak terhitung banyaknya, meskipun pada saat itu Abraham dan istrinya Sara belum memiliki anak. Janji ini digenapi dalam bangsa Israel yang berasal dari garis keturunan Abraham.
    "Aku akan membuat keturunanmu seperti debu tanah banyaknya; sehingga, jika ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga" (Kejadian 13:16).

  3. Berkat
    Abraham diberkati oleh Allah, dan melalui Abraham, berkat itu akan mengalir kepada seluruh bangsa di dunia. Berkat ini mencapai puncaknya dalam kedatangan Yesus Kristus, Sang Juruselamat, yang lahir dari keturunan Abraham.
    "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat" (Kejadian 12:2).

  4. Penebusan
    Janji Allah kepada Abraham mencakup penebusan umat manusia. Melalui garis keturunan Abraham, datanglah Yesus Kristus, yang membawa keselamatan dan penggenapan rencana Allah untuk menebus dosa dunia.
    "Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat" (Kejadian 12:3).


Makna Perjanjian Abraham bagi Kita Saat Ini

Perjanjian Abraham memiliki makna yang abadi karena menunjukkan bahwa Allah setia kepada janji-Nya. Melalui perjanjian ini, kita melihat rencana besar Allah untuk menyelamatkan dunia melalui Yesus Kristus. Sebagai orang percaya, kita adalah bagian dari penggenapan janji ini karena melalui iman kepada Kristus, kita menjadi anak-anak Abraham secara rohani (Galatia 3:7).

Paulus menulis:
"Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu" (Galatia 3:9).


KESIMPULAN

Perjanjian Abraham adalah perjanjian yang tidak hanya mencakup berkat secara fisik tetapi juga berkat rohani yang kekal melalui Yesus Kristus. Perjanjian ini mengingatkan kita bahwa Allah selalu setia pada janji-Nya dan kasih karunia-Nya melampaui batasan waktu. Kita dipanggil untuk hidup dalam iman seperti Abraham, yang percaya kepada Allah meskipun janji itu belum terlihat nyata.


Daftar Pustaka:

  • Kejadian 12:1-3
  • Kejadian 13:16
  • Kejadian 17:7-8
  • Galatia 3:7-9

Dampak Hidup Kita Bersatu Dengan KRISTUS


Dampak Bersatu dengan Kristus: Hikmat, Kebenaran, Kekudusan, dan Penebusan

Ketika seseorang menerima Yesus Kristus dengan sungguh-sungguh sebagai Juruselamat pribadinya, sebuah transformasi rohani yang mendalam terjadi. Dalam Kristus, kita bukan hanya diselamatkan dari dosa, tetapi kita juga disatukan dengan-Nya, sehingga hidup kita berubah secara total. Perubahan ini tidak hanya bersifat internal tetapi juga membawa dampak nyata dalam kehidupan kita sehari-hari.

Paulus dalam 1 Korintus 1:30 menulis:
"Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita."

Melalui ayat ini, kita dapat memahami empat aspek utama dari dampak bersatu dengan Kristus:


1. Hikmat (Wisdom)

Kristus menjadi sumber hikmat sejati bagi kita. Hikmat ini bukan hanya sekadar kepandaian atau kecerdasan duniawi, tetapi hikmat ilahi yang memampukan kita untuk hidup dalam kehendak Allah.

Hikmat dari Kristus membantu kita melihat kehidupan dari perspektif kekal, memilih jalan yang benar, dan menghindari jalan yang salah. Sebagai pengikut Kristus, hikmat ini juga membuat kita bijaksana dalam menghadapi tantangan hidup dan memberikan kita kemampuan untuk membedakan apa yang benar dan salah menurut standar Allah.

“Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian” (Amsal 9:10).


2. Kebenaran (Righteousness)

Di dalam Kristus, kita dibenarkan di hadapan Allah. Ini artinya, status kita sebagai pendosa diubah menjadi benar karena karya salib Kristus. Kebenaran ini bukan hasil usaha kita, melainkan anugerah Allah yang diberikan melalui iman kepada Yesus.

Dengan menerima kebenaran Kristus, kita dapat berdiri di hadapan Allah tanpa rasa takut atau rasa bersalah, karena dosa-dosa kita telah dihapuskan. Kebenaran ini juga menjadi dasar hidup kita untuk memuliakan Allah dalam segala hal.

“Sebab Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (2 Korintus 5:21).


3. Kekudusan (Sanctification)

Kristus menguduskan kita, membuat kita menjadi kudus dan layak untuk hidup sebagai anak-anak Allah. Kekudusan ini adalah proses yang terus-menerus, di mana Roh Kudus bekerja dalam hidup kita untuk mengubah kita semakin serupa dengan Kristus.

Kekudusan berarti kita dipisahkan dari dosa dan hidup sesuai dengan kehendak Allah. Dengan kekudusan ini, kita menjadi terang dan garam dunia, mencerminkan karakter Allah kepada orang-orang di sekitar kita.

“Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” (1 Petrus 1:16).


4. Penebusan (Redemption)

Melalui Kristus, kita ditebus dari dosa dan segala konsekuensinya. Penebusan ini berarti kita dibebaskan dari ikatan dosa, kuasa maut, dan kebinasaan kekal. Penebusan Kristus memberi kita kebebasan untuk hidup dalam kasih karunia Allah dan memampukan kita untuk melayani-Nya dengan sukacita.

Penebusan ini juga merupakan bukti kasih Allah yang besar bagi umat manusia, karena Dia rela mengorbankan Putra-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan kita.

“Karena kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu” (1 Korintus 6:20).


KESIMPULAN

Bersatu dengan Kristus membawa dampak yang luar biasa dalam kehidupan kita. Hikmat-Nya memimpin kita, kebenaran-Nya membenarkan kita, kekudusan-Nya menguduskan kita, dan penebusan-Nya membebaskan kita dari kuasa dosa. Semua ini adalah bukti kasih karunia Allah yang besar bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus.

Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam realitas ini, memuliakan Allah dalam segala aspek kehidupan, dan menjadi saksi kasih karunia-Nya kepada dunia.


Daftar Pustaka:

  • 1 Korintus 1:30
  • Amsal 9:10
  • 2 Korintus 5:21
  • 1 Petrus 1:16
  • 1 Korintus 6:20

What You Must Do Everday

1. Prioritaskan Allah dalam Hidupmu (Put God First)
Menempatkan Allah sebagai yang pertama adalah dasar dari kehidupan Kristen yang sejati. Ini berarti kita menyerahkan seluruh aspek hidup kita—waktu, keputusan, rencana, dan harapan—kepada kehendak-Nya.

Firman Tuhan berkata:
“Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).

Ketika Allah menjadi prioritas utama kita, semua yang kita lakukan akan selaras dengan tujuan-Nya, dan kita akan mengalami pemeliharaan-Nya yang sempurna.


2. Berdoa dan Bersyukur Setiap Pagi (Pray and thank God every morning every day)
Setiap hari adalah anugerah dari Allah. Berdoa di pagi hari dan mengucap syukur merupakan cara untuk memulai hari dengan hati yang penuh damai dan pengharapan. Dalam doa, kita menyerahkan kekhawatiran dan rencana kita kepada Allah, dan melalui ucapan syukur, kita mengingat betapa baik-Nya Tuhan dalam hidup kita.

Paulus mengingatkan:
“Bersukacitalah senantiasa. Berdoalah tanpa henti. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tesalonika 5:16-18).

Mulailah hari Anda dengan doa yang tulus, memohon pimpinan Tuhan, dan akhiri dengan ucapan syukur atas segala berkat-Nya.


3. Bermimpi dan Membuat Tujuan Hidup (Have a Dream and Make Goals)
Allah menginginkan umat-Nya memiliki visi yang jelas dalam hidup. Bermimpi dan menetapkan tujuan hidup adalah cara untuk menghormati Allah dengan potensi yang telah diberikan-Nya kepada kita. Namun, penting untuk memastikan bahwa mimpi kita sejalan dengan kehendak Allah.

“Rancangan-Ku adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29:11).

Tetapkan mimpi besar, tetapi percayakan setiap langkah kepada Tuhan. Libatkan Dia dalam perencanaan Anda, dan biarkan Dia memimpin Anda menuju keberhasilan sejati yang penuh dengan makna kekal.


4. Berhenti Mementingkan Diri Sendiri dan Tolonglah Sesama (Stop selfish Help someone else with what you have)
Kristus memberikan teladan yang sempurna tentang hidup yang tidak egois. Dia mengajarkan kita untuk melayani dan membantu orang lain, bukan berdasarkan apa yang kita miliki, tetapi dari kasih yang telah kita terima dari Allah.

“Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Filipi 2:4).

Saat kita membantu sesama dengan apa yang kita miliki—entah itu waktu, tenaga, atau materi—kita mencerminkan kasih Kristus kepada dunia. Ini adalah cara untuk menjadi terang dan garam, yang menunjukkan kepada orang lain kebaikan Tuhan.


5. Lebih dari Menginspirasi, Jadilah Agen Perubahan (Not just inspire someone to make a living but inspire someone too to make a difference)
Menginspirasi seseorang untuk hidup lebih baik itu baik, tetapi Allah memanggil kita untuk lebih dari itu. Kita dipanggil untuk memengaruhi dan mengubah hidup orang lain secara signifikan dengan membawa mereka kepada pengenalan akan Kristus.

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Matius 5:16).

Jadilah agen perubahan, bukan hanya dalam hal duniawi, tetapi juga dalam hal rohani. Dengan hidup yang mencerminkan kasih dan kebenaran Allah, kita bisa membawa orang lain untuk mengalami perubahan sejati dalam Kristus.


KESIMPULAN

Menempatkan Allah sebagai yang pertama dalam hidup adalah fondasi yang kokoh untuk menjalani hidup yang berarti dan berdampak. Berdoalah setiap hari, bersyukurlah atas setiap berkat, miliki mimpi besar dengan tujuan yang jelas, bantu sesama dengan tulus, dan jadilah alat Tuhan untuk membawa perubahan dalam kehidupan orang lain.

Ketika kita hidup dengan cara ini, bukan hanya kita yang diberkati, tetapi kita juga menjadi saluran berkat bagi dunia.


Ayat Pendukung:

  • Matius 6:33
  • 1 Tesalonika 5:16-18
  • Yeremia 29:11
  • Filipi 2:4
  • Matius 5:16

Tujuan Manusia Diciptakan

Tujuan Hidup Sebelum Jatuh dalam Dosa

Allah menciptakan manusia dengan tujuan yang indah dan sempurna, sesuai dengan rencana-Nya yang mulia. Sebelum kejatuhan manusia dalam dosa, tujuan hidup mereka sangat jelas dan terarah, yang meliputi:

  1. Persekutuan dengan Allah
    Sejak penciptaan, Allah merencanakan agar manusia hidup dalam persekutuan yang erat dengan-Nya. Dalam Kejadian 3:8, kita dapat melihat bagaimana Tuhan berjalan bersama-sama dengan manusia di taman Eden, menikmati kebersamaan yang intim. Persekutuan dengan Allah adalah tujuan utama hidup manusia, yang memberikan damai sejahtera dan sukacita sejati.

  2. Relasi dengan Sesama
    Manusia diciptakan bukan hanya untuk berhubungan dengan Allah, tetapi juga untuk hidup dalam hubungan yang harmonis dengan sesama. Dalam Kejadian 2:18, Allah berfirman bahwa tidak baik bagi manusia itu seorang diri, maka Dia menciptakan seorang penolong yang sepadan. Relasi antar manusia adalah bagian penting dari rencana Allah untuk hidup yang penuh kasih dan saling mendukung.

  3. Bekerja
    Pekerjaan adalah bagian dari mandat Allah kepada manusia. Allah memberkati manusia dengan kemampuan untuk bekerja dan mengelola bumi. Dalam Kejadian 2:15, Allah menempatkan Adam di taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Bekerja bukan hanya tentang mencari nafkah, tetapi juga merupakan cara untuk memuliakan Allah dan memenuhi panggilan-Nya.

  4. Menguasai Bumi
    Allah memberikan manusia kuasa untuk menguasai bumi dan segala isinya. Dalam Kejadian 1:28, Allah memberikan perintah kepada manusia untuk beranak cucu dan memenuhi bumi, serta menguasai segala makhluk hidup di bumi ini. Penguasaan ini merupakan bentuk tanggung jawab dan mandat dari Allah untuk menjaga dan merawat ciptaan-Nya.


Tujuan Hidup Setelah Jatuh dalam Dosa

Setelah manusia jatuh dalam dosa, tujuan hidup tidak berubah secara mendasar, tetapi tujuan tersebut menjadi lebih terarah melalui pengajaran dan penebusan yang dilakukan oleh Allah. Dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kita dapat melihat berbagai pemahaman mengenai tujuan hidup setelah kejatuhan manusia.

Perjanjian Lama:

  1. Menurut Salomo

    • Takutlah kepada Allah: Takut kepada Allah bukan berarti ketakutan yang mengerikan, tetapi penghormatan yang mendalam terhadap Allah, yang tercermin dalam cara hidup kita. Salomo mengajarkan bahwa hidup yang bijaksana dimulai dengan penghormatan kepada Allah.
    • Berpegang kepada Perintah-Perintah Allah: Salomo menekankan bahwa kita harus hidup menurut perintah Allah, karena kita akan berdiri di hadapan-Nya untuk dihakimi.
      Ayat Pendukung: Pengkhotbah 12:13-14
  2. Menurut Daud

    • Bersekutu dengan Allah: Daud sering kali menyatakan pentingnya bersekutu dengan Allah, mencari-Nya dan merasakan kedekatan-Nya dalam setiap aspek hidup.
    • Menjadi Sama dengan Kristus: Tujuan hidup yang lebih tinggi adalah menjadi serupa dengan Kristus, memiliki hati yang taat dan hidup yang mencerminkan karakter Allah.
      Ayat Pendukung: Mazmur 17:15, 1 Yohanes 3:2
  3. Menurut Asaf

    • Hubungan dengan Allah: Asaf menyatakan bahwa meskipun segala sesuatu dapat berlalu, yang terpenting adalah hubungan kita dengan Allah, karena itulah yang memberi kita kedamaian yang sejati.
      Ayat Pendukung: Mazmur 73:28
  4. Menurut Yesaya

    • Untuk Mengagungkan Allah: Dalam kehidupan yang diperbaharui, tujuan utama adalah untuk mengagungkan Allah melalui hidup yang memuliakan-Nya dalam segala hal.
      Ayat Pendukung: Yesaya 43:7

Perjanjian Baru:

  1. Menurut Paulus
    • Percaya kepada Kristus: Setelah kejatuhan manusia dalam dosa, satu-satunya jalan menuju pemulihan adalah melalui iman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Percaya kepada Kristus adalah tujuan hidup yang utama dalam hidup orang percaya.
    • Dibenarkan oleh Allah melalui Iman kepada Kristus: Melalui iman kepada Kristus, kita dibenarkan di hadapan Allah. Ini adalah anugerah Allah yang membebaskan kita dari hukuman dosa.
    • Hidup Serupa dengan Kristus: Paulus mengajarkan bahwa hidup Kristen yang sejati adalah hidup yang serupa dengan Kristus, meskipun itu mungkin melibatkan penderitaan, karena penderitaan bersama Kristus membawa kemuliaan.
      Ayat Pendukung: Filipi 3:9-10, 2 Timotius 3:12

KESIMPULAN

Tujuan hidup manusia sejak awal adalah untuk hidup dalam persekutuan dengan Allah, relasi yang harmonis dengan sesama, bekerja untuk memuliakan Allah, dan menguasai bumi. Namun, setelah jatuh dalam dosa, melalui Yesus Kristus, kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan tujuan yang lebih tinggi: untuk mengagungkan Allah, menjadi serupa dengan Kristus, dan hidup dalam takut akan Tuhan. Semua ini hanya dapat tercapai melalui iman kepada Kristus dan kuasa Roh Kudus yang bekerja dalam hidup kita.


Daftar Pustaka

  • Kejadian 1:28
  • Kejadian 2:18
  • Kejadian 2:15
  • Pengkhotbah 12:13-14
  • Mazmur 17:15
  • 1 Yohanes 3:2
  • Mazmur 73:28
  • Yesaya 43:7
  • Filipi 3:9-10
  • 2 Timotius 3:12

Monday, April 20, 2020

Kunci untuk Menavigasi Badai dalam Hidup Kita

Hidup ini penuh dengan tantangan dan badai yang datang tanpa peringatan. Namun, sebagai orang percaya, kita memiliki sumber kekuatan dan petunjuk yang tak ternilai untuk menghadapi setiap badai. Alkitab dengan jelas memberikan kunci-kunci yang dapat membantu kita bertahan dan bahkan tumbuh dalam iman selama masa-masa sulit. Berikut adalah beberapa kunci untuk menavigasi badai dalam hidup kita, yang semua berakar dalam Firman Tuhan:

1. Tetap Hidup Sesuai dengan Firman Tuhan

Firman Tuhan adalah pedoman hidup yang sempurna untuk orang percaya. Di tengah badai kehidupan, kita diingatkan untuk tetap berpegang pada Firman Tuhan, yang memberi kita kekuatan dan arah. Yesus sendiri menegaskan pentingnya mendasarkan hidup kita pada Firman-Nya dalam Matius 7:24-25, "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama seperti seorang yang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu. Hujan turun, banjir datang, angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh, karena didirikan di atas batu." Ketika kita hidup menurut Firman Tuhan, kita dibangun di atas dasar yang kuat yang tidak akan tergoyahkan meskipun badai datang.

Firman Tuhan memberi kita penghiburan, hikmat, dan bimbingan di setiap langkah hidup kita. Dalam Mazmur 119:105, dikatakan, "Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." Ketika kita merenungkan Firman-Nya setiap hari, kita dilengkapi untuk menghadapi segala situasi dengan ketenangan dan keyakinan.

2. Percaya pada Kasih Tuhan untuk Anda

Percaya bahwa Tuhan mengasihi kita adalah fondasi dari kekuatan kita dalam menghadapi kesulitan hidup. Kasih Tuhan yang tidak berubah dan tidak terbatas memberikan kita keamanan dan harapan, bahkan di saat-saat yang paling gelap. Dalam Roma 8:38-39, Paulus menyatakan, "Sebab aku yakin, bahwa baik maut maupun hidup, baik malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas maupun yang di bawah, atau sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." Kasih Tuhan adalah jaminan bahwa kita tidak pernah sendirian, dan bahwa Dia selalu menyertai kita dalam setiap keadaan.

Saat badai datang, percayalah bahwa kasih Tuhan lebih besar dari setiap masalah kita. Ini adalah sumber kedamaian dan kekuatan yang tidak dapat dihancurkan oleh keadaan apapun.

3. Kelilingi Diri Anda dengan Dukungan Positif

Ketika menghadapi badai hidup, kita tidak dimaksudkan untuk berjalan sendirian. Alkitab mengajarkan pentingnya komunitas dan dukungan sesama orang percaya. Dalam Ibrani 10:24-25, kita diberi peringatan untuk tidak meninggalkan pertemuan bersama, tetapi saling mendorong dan menguatkan, "Dan marilah kita saling memperhatikan, supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik, janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti kebiasaan beberapa orang, tetapi saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang semakin dekat."

Tuhan menciptakan tubuh Kristus untuk saling mendukung, menguatkan, dan menghibur satu sama lain. Ketika kita dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki iman yang kuat dan dukungan positif, kita akan merasa lebih kuat dalam menghadapi tantangan hidup. Kita harus mencari teman-teman yang saling membangun dalam iman, yang dapat mengingatkan kita tentang janji-janji Tuhan dan memberi kita perspektif yang benar.

4. Terus Membuat Pilihan yang Benar

Setiap hari adalah kesempatan untuk memilih jalan yang benar, bahkan ketika badai kehidupan mengujinya. Kita diajak untuk hidup dengan bijaksana, memilih jalan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam Amsal 3:5-6, kita diberi petunjuk yang jelas: "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan memberkati jalanmu." Ketika kita terus-menerus memilih untuk taat pada Tuhan dan memilih jalan yang benar, kita akan diberi kekuatan untuk bertahan dan mengalami kemenangan.

Kita sering kali dihadapkan pada pilihan sulit selama badai hidup, namun Tuhan memberi kita kebijaksanaan untuk memilih apa yang terbaik. Memilih untuk mengampuni, memilih untuk tetap berharap, memilih untuk tetap berdoa adalah langkah-langkah kecil yang membawa kita pada kemenangan yang besar.

5. Memahami Bahwa Beberapa Hal Memerlukan Waktu - Ini Adalah Proses

Salah satu pelajaran penting yang sering kita lupakan dalam menghadapi badai adalah kesabaran. Banyak hal dalam hidup membutuhkan waktu untuk diselesaikan dan diperbaiki. Proses pemulihan, pertumbuhan, dan perubahan tidak selalu instan. Dalam Yakobus 5:7, kita diajarkan untuk "bersabar sampai kedatangan Tuhan." Kita harus mengerti bahwa badai kehidupan mungkin tidak segera berlalu, namun Tuhan bekerja dalam proses tersebut untuk menghasilkan kebaikan bagi kita.

Dalam Roma 5:3-4, Paulus mengajarkan bahwa "penderitaan menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan." Proses ini adalah bagian dari pembentukan karakter kita dan semakin mendekatkan kita pada Tuhan.


KESIMPULAN

Badai hidup memang tak terhindarkan, tetapi Tuhan sudah memberi kita semua yang kita butuhkan untuk menavigasi hidup dengan iman yang teguh. Ketika kita tetap hidup menurut Firman Tuhan, percaya pada kasih-Nya, dikelilingi oleh dukungan yang positif, membuat pilihan yang benar, dan memahami bahwa beberapa hal memerlukan waktu, kita akan dapat bertahan dan melihat pertolongan Tuhan yang luar biasa dalam hidup kita.

Tetap berpegang pada kunci-kunci ini, karena Tuhan tidak akan meninggalkan kita dalam setiap badai yang kita hadapi. Dia adalah tempat perlindungan yang kuat, dan di dalam Dia kita akan menemukan damai sejahtera yang melampaui segala akal.


Daftar Pustaka:

  • Matius 7:24-25
  • Mazmur 119:105
  • Roma 8:38-39
  • Ibrani 10:24-25
  • Amsal 3:5-6
  • Yakobus 5:7
  • Roma 5:3-4

Kitab Perjanjian Baru

Perjanjian Baru: Gambaran Mendalam tentang 27 Kitab

1. Kitab-Kitab Sejarah (5 Kitab)
Kitab-kitab ini mencatat kehidupan, pelayanan, dan karya Yesus Kristus serta awal mula perkembangan gereja.

  • Matius

    • Penulis: Matius, salah satu dari dua belas rasul Yesus.
    • Tempat Penulisan: Palestina.
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 60 M.
    • Ditulis untuk menjelaskan Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan kepada bangsa Israel.
  • Markus

    • Penulis: Yohanes Markus, seorang rekan dekat Petrus.
    • Tempat Penulisan: Roma.
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 55-65 M.
    • Injil ini menggambarkan Yesus sebagai Hamba yang menderita.
  • Lukas

    • Penulis: Lukas, seorang dokter dan rekan seperjalanan Rasul Paulus.
    • Tempat Penulisan: Kaisarea.
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 60-63 M.
    • Fokusnya pada kemanusiaan Yesus dan pelayanan-Nya kepada semua orang.
  • Yohanes

    • Penulis: Rasul Yohanes, saudara Yakobus.
    • Tempat Penulisan: Efesus atau sekitarnya.
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 80-95 M.
    • Injil Yohanes menyoroti keilahian Yesus dan misi-Nya sebagai Anak Allah.
  • Kisah Para Rasul

    • Penulis: Lukas.
    • Tempat Penulisan: Roma.
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M.
    • Kisah ini menggambarkan pertumbuhan gereja mula-mula dan karya Roh Kudus melalui para rasul.

2. Surat-Surat Paulus (13 Kitab)
Surat-surat ini ditulis oleh Rasul Paulus untuk menasihati, mengajar, dan memperkuat gereja-gereja serta individu Kristen di berbagai wilayah.

  • Roma

    • Tempat Penulisan: Korintus.
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 60 M.
    • Surat ini membahas keselamatan melalui iman kepada Yesus Kristus.
  • 1 dan 2 Korintus

    • Tempat Penulisan: Efesus (1 Korintus) dan Makedonia (2 Korintus).
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 55 M.
    • Berisi koreksi dan nasihat untuk gereja di Korintus.
  • Galatia

    • Tempat Penulisan: Korintus atau Antiokhia di Siria.
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 50 M.
    • Paulus membela Injil anugerah melawan hukum Taurat.
  • Efesus, Filipi, Kolose, Filemon

    • Penulis dalam Penjara: Ditulis dari Roma sekitar tahun 60 M.
    • Surat-surat ini membahas kasih karunia, kesatuan tubuh Kristus, dan kehidupan Kristen.
  • 1 dan 2 Tesalonika

    • Tempat Penulisan: Korintus.
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 50 M.
    • Berisi penghiburan dan pengajaran tentang kedatangan Kristus.
  • 1 dan 2 Timotius, Titus

    • Tempat Penulisan: Makedonia dan Roma.
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M.
    • Ditujukan kepada pemimpin muda gereja, berisi petunjuk untuk pelayanan.

3. Surat-Surat Non-Paulus (9 Kitab)
Kitab-kitab ini menawarkan perspektif dari para rasul lain dan tokoh gereja awal.

  • Ibrani

    • Penulis: Tidak diketahui (diperkirakan bukan Paulus).
    • Tempat Penulisan: Roma.
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 70 M.
    • Menekankan keunggulan Kristus atas semua sistem agama lama.
  • Yakobus

    • Penulis: Yakobus, saudara Yesus.
    • Tempat Penulisan: Yerusalem.
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 50 M.
    • Surat ini menyoroti pentingnya iman yang dinyatakan melalui perbuatan.
  • 1 dan 2 Petrus

    • Penulis: Rasul Petrus.
    • Tempat Penulisan: Babilon (mungkin metaforis untuk Roma).
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 60-65 M.
    • Memberi penghiburan kepada orang percaya yang menderita.
  • 1, 2, dan 3 Yohanes

    • Penulis: Rasul Yohanes.
    • Tempat Penulisan: Efesus.
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 90 M.
    • Fokus pada kasih, kebenaran, dan pengajaran yang benar.
  • Yudas

    • Penulis: Yudas, saudara Yesus.
    • Tempat Penulisan: Palestina.
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 90 M.
    • Surat ini memperingatkan terhadap ajaran sesat.
  • Wahyu

    • Penulis: Rasul Yohanes.
    • Tempat Penulisan: Pulau Patmos.
    • Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 95 M.
    • Kitab apokaliptik yang menggambarkan kemenangan Kristus atas segala sesuatu.

KESIMPULAN
Setiap kitab dalam Perjanjian Baru memiliki peran unik untuk menggambarkan karya keselamatan Allah, memperkuat iman, dan membimbing kehidupan Kristen. Struktur ini mengingatkan kita bahwa Kitab Suci adalah satu kesatuan yang saling melengkapi, ditulis oleh berbagai penulis, tetapi diilhami oleh satu Roh Kudus.































Daftar Pustaka :

Kitab Perjanjian Lama

Perjanjian Lama: 39 Kitab yang Mengungkapkan Jalan Keselamatan Allah

1. Pentateukh (Kitab-Kitab Musa) – 5 Kitab
Kelima kitab ini merupakan dasar dari seluruh wahyu Allah kepada umat-Nya dan berfungsi sebagai fondasi ajaran tentang ciptaan, hukum, dan janji Allah terhadap umat Israel.

  • Kejadian
    Kitab ini mencatat awal mula alam semesta, kehidupan manusia, serta janji Allah kepada umat manusia melalui perjanjian-Nya dengan Abraham, Isak, Yakub, dan keturunannya.

  • Keluaran
    Kitab ini menceritakan pembebasan umat Israel dari perbudakan di Mesir, perjalanannya menuju Tanah Perjanjian, serta penerimaan hukum-hukum Allah yang mengatur kehidupan mereka sebagai umat pilihan.

  • Imamat
    Berisi hukum-hukum tentang ibadah, pengorbanan, dan kesucian, yang ditujukan untuk menjaga hubungan antara Allah dan umat-Nya.

  • Bilangan
    Mengisahkan perjalanan umat Israel di padang gurun menuju Tanah Perjanjian, serta tantangan dan pemberontakan yang mereka hadapi dalam perjalanan panjang itu.

  • Ulangan
    Kitab ini berisi khotbah-khotbah Musa yang mengingatkan umat Israel untuk setia kepada Allah, mengingat perjanjian-Nya, dan hidup sesuai dengan hukum-Nya di tanah yang akan mereka duduki.


2. Kitab-Kitab Sejarah – 12 Kitab
Kitab-kitab ini mengisahkan sejarah perjalanan bangsa Israel, dari pemukiman mereka di Tanah Perjanjian, masa pemerintahan para raja, hingga pembuangan dan pemulihan mereka.

  • Yosua
    Menggambarkan penaklukan Tanah Perjanjian oleh bangsa Israel di bawah kepemimpinan Yosua setelah kematian Musa.

  • Hakim-Hakim
    Menceritakan siklus penindasan, pertobatan, dan penyelamatan yang dialami bangsa Israel di masa pemerintahan para hakim.

  • Rut
    Sebuah kisah tentang kesetiaan dan pengabdian, yang menonjolkan peran perempuan dalam rencana keselamatan Allah, serta keturunan Daud yang akan menjadi Mesias.

  • 1 dan 2 Samuel
    Menyaksikan transisi dari zaman para hakim ke pemerintahan raja pertama Israel, Saul, dan raja kedua, Daud, yang mendirikan kerajaan yang besar.

  • 1 dan 2 Raja-Raja
    Mencatat sejarah kerajaan Israel dan Yehuda, berfokus pada kehidupan para raja dan peristiwa-peristiwa yang terjadi selama pemerintahan mereka, yang mengarah pada kejatuhan kerajaan Israel dan Yehuda.

  • 1 dan 2 Tawarikh
    Kitab-kitab ini mengulang kembali kisah-kisah dalam Samuel dan Raja-Raja, tetapi dengan penekanan pada garis keturunan raja-raja Yehuda dan pentingnya ibadah di Bait Allah.

  • Ezra dan Nehemia
    Mengisahkan pemulihan umat Israel setelah pembuangan ke Babel, yang dipimpin oleh Ezra, seorang ahli Taurat, dan Nehemia, seorang pemimpin yang membangun kembali tembok Yerusalem.

  • Ester
    Sebuah kisah tentang keberanian seorang perempuan, Ester, yang menyelamatkan bangsanya dari ancaman pemusnahan di kerajaan Persia.


3. Puisi – 5 Kitab
Kelima kitab ini berisi puisi dan lagu-lagu yang menggambarkan berbagai aspek kehidupan manusia, penderitaan, kebijaksanaan, serta pencarian akan makna hidup yang sejati dalam hubungan dengan Allah.

  • Ayub
    Menceritakan penderitaan seorang yang saleh, Ayub, yang mengajukan pertanyaan besar tentang penderitaan dan keadilan Allah, serta akhirnya menemukan jawaban dalam pemahaman yang lebih dalam tentang Allah.

  • Mazmur
    Kumpulan nyanyian dan doa yang mengungkapkan perasaan manusia dalam berbagai keadaan—kebahagiaan, penderitaan, pengharapan, dan penyembahan kepada Allah.

  • Amsal
    Kumpulan nasihat bijak yang ditujukan untuk hidup yang saleh dan bijaksana, mengajarkan kebijaksanaan dalam hubungan dengan Allah dan sesama.

  • Pengkhotbah
    Buku ini menyelidiki makna hidup di dunia ini, dengan penekanan pada kefanaan dan pencarian kebahagiaan yang sejati hanya dapat ditemukan dalam takut akan Allah.

  • Kidung Agung
    Sebuah puisi cinta yang menggambarkan hubungan intim antara pengantin pria dan wanita, sering diartikan sebagai simbol hubungan kasih antara Allah dan umat-Nya.


4. Nubuat – 17 Kitab
Kitab-kitab ini dibagi menjadi dua kelompok: Nabi-Nabi Besar dan Nabi-Nabi Kecil, yang semuanya menyampaikan pesan Allah kepada umat Israel dan bangsa-bangsa lain, memperingatkan tentang hukuman dan harapan keselamatan melalui perjanjian dengan Allah.

  • Nabi-Nabi Besar – 5 Kitab
    Kitab-kitab ini berisi nubuat yang lebih panjang dan mendalam, yang mengungkapkan penghakiman Allah serta harapan akan pemulihan melalui Mesias.

    • Yesaya
      Berisi nubuat tentang kedatangan Mesias, penderitaan-Nya, serta keselamatan bagi semua bangsa.

    • Yeremia
      Menyampaikan pesan nubuat tentang kehancuran Yerusalem dan pembuangan ke Babel, namun juga janji pemulihan.

    • Ratapan
      Merupakan ungkapan duka cita atas kehancuran Yerusalem dan Bait Allah, serta harapan pemulihan di masa depan.

    • Yehezkiel
      Kitab ini mencatat nubuat tentang kehancuran Yerusalem dan bangsa Israel, namun juga menggambarkan visi-visionya tentang pemulihan dan pembaruan umat Allah.

    • Daniel
      Menyampaikan nubuat tentang kerajaan-kerajaan dunia dan kedatangan kerajaan Allah yang kekal.

  • Nabi-Nabi Kecil – 12 Kitab
    Meskipun lebih singkat, nubuat-nubuat mereka penuh dengan pesan peringatan dan pengharapan.

    • Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi
      Kitab-kitab ini memperingatkan tentang dosa, ketidaksetiaan umat Israel, serta mengajak untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Mereka juga menyampaikan harapan akan keselamatan yang datang melalui Mesias.

Daftar Pustaka:

  • Alkitab

Fakta - Fakta Alkitab


Fakta Menarik Tentang Alkitab

  1. Alkitab adalah buku paling laris di dunia, tidak ada buku lain yang terjual lebih banyak.
  2. Lebih dari 50 salinan Alkitab terjual setiap menit, belum termasuk jumlah unduhan ke perangkat elektronik.
  3. Dalam seratus tahun terakhir, 350 juta salinan Alkitab terjual di Republik Rakyat Tiongkok (RRC), menjadikannya salah satu pasar terbesar untuk Alkitab di dunia.
  4. Alkitab ditulis oleh lebih dari 40 penulis yang berasal dari berbagai latar belakang profesi, termasuk raja, penggembala, nelayan, pemungut pajak, dokter, dan lainnya.
  5. Alkitab ditulis di tiga benua: Asia, Afrika, dan Eropa, mencerminkan penyebaran pesan keselamatan ke seluruh dunia.
  6. Proses penulisan Alkitab berlangsung lebih dari 1.500 tahun, dengan Perjanjian Baru ditulis antara tahun 45 hingga 90 M. Surat Yakobus dianggap sebagai surat pertama yang ditulis sekitar tahun 45, diikuti oleh surat Galatia pada tahun 48, dan surat-surat rasul lainnya. Injil ditulis kemudian, dengan Injil Yohanes yang paling terakhir, ditulis sekitar tahun 90 M.
  7. Kata "Bible" berasal dari bahasa Yunani "Biblia", yang berarti "buku-buku", mengingat Alkitab terdiri dari sejumlah buku yang digabungkan dalam satu volume.
  8. Alkitab terdiri dari 66 kitab, dengan 39 kitab di Perjanjian Lama dan 27 kitab di Perjanjian Baru.
  9. Alkitab mengandung 773.692 kata dan membutuhkan waktu sekitar 70 jam untuk membacanya secara keseluruhan.
  10. Terdapat 1.189 pasal dan 30.861 ayat dalam Alkitab. Perjanjian Lama mengandung 929 pasal dan 23.203 ayat, sementara Perjanjian Baru memiliki 260 pasal dan 7.659 ayat.
  11. Alkitab mencakup 8.674 kata Ibrani yang berbeda, 5.624 kata Yunani yang berbeda, dan 12.143 kata bahasa Inggris yang berbeda.
  12. Kitab Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani, sementara Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani. Namun, saat ini Alkitab telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 600 bahasa di seluruh dunia.
  13. Kitab terpanjang dalam Alkitab adalah Kitab Mazmur, sementara kitab terpendek adalah Kitab II Yohanes.
  14. Mazmur 118 adalah pasal yang terletak tepat di tengah Alkitab.
  15. Terdapat 594 pasal sebelum dan 594 pasal setelah Mazmur 118.
  16. Jika seluruh pasal Alkitab dihitung, dengan mengecualikan Mazmur 118, jumlah pasalnya adalah 1.188 pasal.
  17. Mazmur 118:8, yang berbunyi "Lebih baik berlindung pada TUHAN daripada percaya kepada manusia", terletak di tengah-tengah Alkitab, mirip dengan angka 1188.
  18. Mazmur 117 adalah pasal terpendek dalam Alkitab, sementara Mazmur 119 adalah yang terpanjang.
  19. Total janji yang tercatat dalam Alkitab berjumlah 1.260, dengan 6.468 perintah, lebih dari 8.000 prediksi, dan 3.294 pertanyaan.
  20. Terjemahan pertama Alkitab ke dalam bahasa Inggris dipelopori oleh John Wycliffe, yang diselesaikan oleh John Purvey pada tahun 1388.
  21. Pencetakan pertama Alkitab dengan mesin cetak dilakukan oleh Johannes Gutenberg pada 15 Agustus 1456.
  22. Pemisahan pasal dalam Alkitab pertama kali dilakukan oleh Stephen Langton pada tahun 1228, sementara pemisahan ayat pertama kali dilakukan oleh R. Nathan (Perjanjian Lama) pada 1488, dan oleh Robert Stephanus (Perjanjian Baru) pada 1551.
  23. Alkitab pertama yang dicetak dengan pemisahan ayat dalam Perjanjian Lama adalah Kitab Perjanjian Lama Bahasa Latin yang dicetak oleh Pagninus pada tahun 1528. Sementara Alkitab dengan pemisahan pasal dan ayat pertama kali muncul dalam Geneva Bible pada tahun 1560.
  24. Kalimat pertama di Alkitab adalah "Pada mulanya...", sementara kata terakhir adalah "Amin".
  25. Kalimat "Jangan takut" muncul sebanyak 365 kali di dalam Alkitab, yang bertepatan dengan jumlah hari dalam setahun—sebuah pengingat bahwa Tuhan ingin kita menjalani hari-hari kita dengan penuh keberanian dan tanpa ketakutan.
  26. Kata "Kristen" hanya muncul 6 kali di dalam Alkitab, menandakan identitas yang khas dari pengikut Kristus.
  27. Kata "pujian" dan "sukacita", dalam berbagai bentuknya, disebutkan sebanyak 550 kali dalam Alkitab, menekankan pentingnya hidup penuh pujian dan sukacita dalam hubungan dengan Tuhan.
  28. Pada periode waktu antara pasal 6 dan 7 dalam Kitab Ezra, Confucius dan Buddha meninggal dunia (sekitar 516–458 SM), memberikan perspektif sejarah yang menarik terkait budaya dan agama pada masa itu.
  29. Kitab Ester dan Kidung Agung adalah dua kitab dalam Alkitab yang tidak pernah menyebut nama "Tuhan" secara eksplisit, namun keduanya tetap menyampaikan pesan iman yang mendalam.
  30. Kata terpanjang di Alkitab adalah "Mahershalalhashbaz", yang ditemukan dalam Yesaya 8:1, menggambarkan penghakiman yang akan datang.
  31. Dalam 260 pasal Perjanjian Baru, kedatangan Yesus yang kedua kali ditulis sebanyak 318 kali, lebih banyak daripada jumlah pasal yang ada di Perjanjian Baru, menegaskan pentingnya pengharapan akan kedatangan-Nya yang kedua kali.
  32. Kitab Mikha dan Nahum merupakan kitab yang terletak di posisi tengah dalam Alkitab, memberikan tempat khusus dalam susunan kitab-kitab nabi.

Cara MENEGUR orang berdasarkan Alkitab

Menegur seseorang menurut prinsip Alkitab harus dilakukan dengan kasih, hikmat, dan tujuan untuk membangun, bukan untuk menghancurkan . Beri...