Sunday, January 17, 2021

Beda Pencobaan dan Ujian

Perbedaan Pencobaan dan Ujian Berdasarkan Perspektif Alkitab

1. Sumber

  • Pencobaan:
    • Sumbernya adalah Iblis (Matius 4:1; Yakobus 1:13).
    • Dapat juga berasal dari keinginan daging manusia (Yakobus 1:14).
  • Ujian:
    • Sumbernya adalah Tuhan (Kejadian 22:1; Yakobus 1:3).
    • Tuhan mengizinkan ujian sebagai bagian dari proses membentuk karakter umat-Nya.

2. Motivasi

  • Pencobaan:
    • Motivasi Iblis adalah untuk menggoda dan menjatuhkan manusia ke dalam dosa (1 Petrus 5:8).
    • Berakar dari kebencian terhadap manusia sebagai ciptaan Tuhan.
  • Ujian:
    • Motivasi Tuhan adalah untuk membentuk, memurnikan, dan menguatkan iman (Yakobus 1:2-3; 1 Petrus 1:6-7).
    • Berakar dari kasih Tuhan kepada umat-Nya.

3. Tujuan

  • Pencobaan:
    • Untuk menjauhkan manusia dari Tuhan (Yakobus 1:15).
    • Untuk menghancurkan iman dan membawa pada kehancuran rohani (Yohanes 10:10).
  • Ujian:
    • Untuk mendekatkan manusia kepada Tuhan (Yakobus 4:8).
    • Untuk memurnikan iman (1 Petrus 1:7) dan menumbuhkan ketekunan serta pengharapan (Roma 5:3-4).
    • Untuk membuktikan ketaatan kepada Tuhan (Kejadian 22:12).

4. Fenomena yang Terlihat

  • Pencobaan:
    • Sering kali berwujud dalam bentuk godaan untuk melakukan dosa:
      • Keinginan mata, keinginan daging, dan keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:16).
      • Contoh: godaan Hawa untuk memakan buah terlarang (Kejadian 3:1-6).
    • Dapat tampak menarik atau menyenangkan di awal tetapi berujung pada dosa dan kehancuran (Yakobus 1:14-15).
  • Ujian:
    • Sering kali berwujud dalam bentuk kesulitan atau tantangan hidup:
      • Kesulitan ekonomi, penganiayaan, atau kehilangan (Ayub 1:13-22).
      • Contoh: Abraham diminta untuk mempersembahkan Ishak (Kejadian 22:1-19).
    • Tampak berat atau menyakitkan, tetapi menghasilkan buah kebenaran (Ibrani 12:11).

Dukungan Ayat-Alkitab

  • Pencobaan:

    • "Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: Pencobaan ini datang dari Allah! Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun." (Yakobus 1:13).
    • "Tetapi setiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya." (Yakobus 1:14).
    • "Iblis berjalan keliling seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8).
  • Ujian:

    • "Maka Allah mencoba Abraham" (Kejadian 22:1).
    • "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." (Yakobus 1:2-3).
    • "Imanmu diuji, sama seperti emas diuji dalam api, supaya nyata bahwa imanmu itu lebih mahal daripada emas yang fana." (1 Petrus 1:7).

KESIMPULAN
Pencobaan bertujuan untuk menjauhkan manusia dari Tuhan dan berujung pada dosa. Sebaliknya, ujian bertujuan untuk mendekatkan manusia kepada Tuhan, memurnikan iman, dan menumbuhkan ketekunan. Pencobaan harus ditolak dengan kekuatan firman Tuhan, sementara ujian harus dihadapi dengan iman, ketekunan, dan pengharapan.

Daftar Pustaka :

Sunday, January 03, 2021

Sisilah Raja-Raja Israel Dan Yehuda

Berikut adalah silsilah raja-raja Israel dan Yehuda yang tercatat dalam Alkitab. Setelah kerajaan Israel pecah menjadi dua (setelah pemerintahan Salomo), kerajaan itu terbagi menjadi Kerajaan Israel (utara) dan Kerajaan Yehuda (selatan).


1. Kerajaan Bersatu

  1. Saul (1050–1010 SM)

    • Suku: Benyamin.
    • Raja pertama Israel, diurapi oleh Samuel (1 Samuel 10).
  2. Daud (1010–970 SM)

    • Suku: Yehuda.
    • Dikenal sebagai raja yang berkenan di hati Tuhan (1 Samuel 13:14).
  3. Salomo (970–931 SM)

    • Anak Daud dan Batsyeba.
    • Dikenal atas hikmatnya dan membangun Bait Suci pertama di Yerusalem.

2. Kerajaan Israel (Utara)

Kerajaan ini terdiri dari 10 suku dan beribukota di Samaria. Semua raja Israel utara dianggap tidak setia kepada Tuhan.

  1. Yerobeam I (931–910 SM)
  2. Nadab (910–909 SM)
  3. Baesa (909–886 SM)
  4. Ela (886–885 SM)
  5. Zimri (885 SM, 7 hari)
  6. Omri (885–874 SM)
  7. Ahab (874–853 SM)
  8. Ahazia (853–852 SM)
  9. Yoram (852–841 SM)
  10. Yehu (841–814 SM)
  11. Yoahas (814–798 SM)
  12. Yoas (798–782 SM)
  13. Yerobeam II (793–753 SM)
  14. Zakharia (753–752 SM)
  15. Salum (752 SM, 1 bulan)
  16. Menahem (752–742 SM)
  17. Pekahya (742–740 SM)
  18. Pekah (740–732 SM)
  19. Hosea (732–722 SM)
  • Kerajaan Israel runtuh pada 722 SM akibat penaklukan Asyur.

3. Kerajaan Yehuda (Selatan)

Kerajaan ini terdiri dari 2 suku (Yehuda dan Benyamin) dan beribukota di Yerusalem. Raja-raja Yehuda lebih setia kepada Tuhan dibanding raja Israel utara.

  1. Rehabeam (931–913 SM)
  2. Abia (913–911 SM)
  3. Asa (911–870 SM)
  4. Yosafat (870–848 SM)
  5. Yoram (848–841 SM)
  6. Ahazia (841 SM)
  7. Atalya (841–835 SM, seorang ratu)
  8. Yoas (835–796 SM)
  9. Amazia (796–767 SM)
  10. Uzia (Azarya) (767–740 SM)
  11. Yotam (740–732 SM)
  12. Ahaz (732–716 SM)
  13. Hizkia (716–687 SM)
  14. Manasye (687–642 SM)
  15. Amon (642–640 SM)
  16. Yosia (640–609 SM)
  17. Yoahas (609 SM, 3 bulan)
  18. Yoyakim (609–598 SM)
  19. Yoyakhin (598–597 SM, 3 bulan)
  20. Zedekia (597–586 SM)
  • Kerajaan Yehuda runtuh pada 586 SM akibat penaklukan Babel.

Catatan Penting:

  • Israel Utara: Tidak ada raja yang setia kepada Tuhan, mereka sering menyembah berhala.
  • Yehuda Selatan: Beberapa raja setia kepada Tuhan (contoh: Asa, Yosafat, Hizkia, dan Yosia).
  • Banyak nubuat dan teguran dari nabi-nabi seperti Elia, Elisa, Yesaya, dan Yeremia terjadi selama masa pemerintahan raja-raja ini.

Daftar Pustaka :
  • Alkitab

Saturday, January 02, 2021

Tujuan Berpuasa Dalam Alkitab



Kita sering membaca para tokoh-tokoh dalam Alkitab berpuasa, yaitu sebagai berikut:

Dalam kitab Perjanjian Lama :
  1. Puasa Musa, 40 hari 40 malam tidak makan roti dan tidak minum air (Keluaran 24:16 dan Keluaran 34:28);
  2. Puasa Daud, tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2 Samuel 12:16);
  3. Puasa Elia, 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raja-Raja 19:8);
  4. Puasa Ester, 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Ester 4:16);
  5. Puasa Ayub, 7 hari 7 malam tidak bersuara (Ayub 2:13);
  6. Puasa Daniel, 10 hari hanya makan sayur dan minum air putih (Daniel 1:12), doa dan puasa (Daniel 9:3), berkabung selama 21 hari (Daniel 10:2);
  7. Puasa Yunus, 3 hari 3 malam dalam perut ikan (Yunus 1:17);
  8. Puasa Niniwe, 40 hari 40 malam tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (Yunus 3:7).

Dalam kitab Perjanjian Baru :
  1. Puasa Yesus, 40 hari 40 malam tidak makan (Matius 4:2);
  2. Puasa Yohanes Pembabtis, tidak makan dan tidak minum (Matius 11:18);
  3. Puasa Paulus, 3 hari 3 malam tidak makan, tidak minum dan tidak melihat (Kisah Para Rasul 9:9);
  4. Puasa Jemaat mula-mula, untuk menguatkan Paulus dan Barnabas dalam pelayanan (Kisah Para Rasul 13:2-3).

Puasa bukanlah tujuan akhir, tetapi sarana untuk memfokuskan pikiran dan tubuh kita untuk alasan rohani. Kapanpun kita berpuasa, lakukan itu karena alasan yang disebutkan atau dicontohkan dalam Alkitab. Berikut adalah sepuluh tujuan utama puasa yang disebutkan dalam Alkitab : 

1. Untuk Memperkuat Doa (Ezra 8:23)
Banyak kejadian di Perjanjian Lama menghubungkan puasa dengan doa, terutama doa syafaat. Puasa tidak dapat mengubah/memaksa Tuhan mendengar doa kita, tapi bisa mengubah doa kita kepada Tuhan. 

2. Untuk Mencari Bimbingan Tuhan (Hakim-Hakim 20:26)
Seperti halnya doa, puasa untuk mencari tuntunan Tuhan, tidak dilakukan untuk mengubah Tuhan tetapi untuk membuat kita lebih menerima bimbingan-Nya.

3. Untuk Mengungkapkan Kesedihan (1 Samuel 31:13)
Mengekspresikan kesedihan adalah salah satu alasan utama berpuasa. Pernahkah kita menyadari bahwa saat kita meneteskan air mata karena kesedihan, kita kehilangan keinginan untuk makan? Ketika kita berduka, keluarga dan teman-teman kita seringkali harus memohon kepada kita untuk makan karena respon tubuh yang tepat terhadap kesedihan adalah berpuasa. Sebuah contoh utama terjadi dalam 2 Samuel 1:12, di mana Daud dan orang-orangnya digambarkan sebagai “berkabung dan menangis dan berpuasa sampai malam” untuk teman-teman mereka, musuh mereka dan bangsanya.

4. Untuk Mencari Pembebasan atau Perlindungan (2 Tawarikh 20: 3 - 4)
Alasan umum lainnya untuk berpuasa dalam Perjanjian Lama adalah untuk mencari pembebasan dari musuh atau keadaan. Dalam Alkitab, puasa jenis ini umumnya dilakukan dengan orang percaya lainnya.

5. Untuk Mengungkapkan Pertobatan dan Kembali Kepada Tuhan (1 Samuel 7: 6)
Jenis puasa ini membantu kita untuk mengungkapkan kesedihan atas dosa-dosa kita dan menunjukkan keseriusan kita untuk kembali ke jalan ketaatan yang saleh.

6. Untuk Merendahkan Diri di Hadapan Tuhan (1 Raja-raja 21:27 - 29)
“Ingatlah bahwa puasa itu sendiri bukanlah kerendahan hati di hadapan Tuhan,” kata Donald Whitney, “tetapi harus menjadi ekspresi kerendahan hati.” ³

7. Untuk Mengungkapkan Kepedulian Terhadap Pekerjaan Tuhan (Nehemia 1: 3 - 4)
Seperti halnya Nehemia, puasa bisa menjadi tanda nyata perhatian kita atas pekerjaan tertentu yang sedang Tuhan lakukan.

8. Untuk Melayani Kebutuhan Orang Lain (Yesaya 58: 3 - 7)
Kita dapat menggunakan waktu yang biasanya kita habiskan untuk makan untuk berpuasa dan melayani orang lain.

9. Untuk Mengatasi Godaan dan Mengabdikan Diri Kita Kepada Tuhan (Matius 4: 1 - 11)
Puasa dapat membantu kita fokus ketika kita bergumul dengan godaan tertentu.

10. Untuk Mengungkapkan Cinta dan Penyembahan Kepada Tuhan (Lukas 2:37)
Puasa dapat menunjukkan, seperti yang dikatakan John Piper, bahwa "apa yang paling kita lapar, kita sembah." ⁴

Bagaimana kita harus memperlengkapi diri kita ketika Tuhan memanggil kita untuk “melakukan puasa”? Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat kita bersiap untuk berpuasa :

  • Berdoa dan melakukan pengakuan dosa.
Langkah penting sebelum berpuasa adalah merendahkan diri di hadapan Allah (Mazmur 35:13) dan mengakui dosa-dosa kita (1 Samuel 7: 6). Doa harus menjadi kekuatan kita sepanjang puasa, tetapi sangat penting kita memulai puasa dengan hati yang menyesal.

  • Baca Alkitab.
Luangkan waktu lebih untuk merenungkan Firman Tuhan, sebelum dan selama berpuasa.

  • Jaga kerahasiaannya.
Puasa tidak alkitabiah dan bahkan berbahaya secara rohani ketika kita melakukannya untuk memamerkan kerohanian kita (Matius 6:16 - 18) atau ketika kita lebih fokus pada puasa kita sendiri daripada pada kebutuhan yang jelas untuk orang lain (Yesaya 58: 1 - 11) . Jangan membanggakan puasa kita; beri tahu orang-orang bahwa kita tidak akan makan hanya jika perlu. Puasa hendaknya tidak dilakukan ketika dipaksakan untuk motif yang salah (1 Samuel 14: 24-30).

  • Persiapkan tubuh kita.
Puasa, terutama selama berhari-hari atau berminggu-minggu, dapat memiliki efek yang tidak terduga dan bahkan merugikan kesehatan kita. Tidak ada di Alkitab arahan untuk melukai diri sendiri dalam menjalani puasa. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai program puasa apa pun untuk memastikan kita dapat berpuasa dengan cara yang sehat.

Puasa adalah reaksi kita yang tepat terhadap keadaan jiwa kita yang terpuruk dan/atau menyedihkan. Jika hal itu dilakukan dengan benar, kita dapat mengharapkan banyak hasil, termasuk semakin dekat dengan Tuhan, lebih merasakan solidaritas dengan mereka yang menderita, dan peningkatan pengendalian diri.
Ingat firman Tuhan di Kejadian 32:22-32 atau Hosea 12:4 tentang Yakub bergulat dengan dia  (malaikat / Allah) sampai fajar menyingsing.


Daftar Pustaka :
  • Alkitab
  • Donald Whitney, Spiritual Disciplines for the Christian Life (Colorado Springs, CO: NavPress, 2014).
  • Arthur Wallis, God’s Chosen Fast (Fort Washington, PA: CLC Publications, 1993).
  • Whitney, Spiritual Disciplines.
  • John Piper, A Hunger for God (Wheaton, IL: Crossway, 1997).
  • 10 Biblical Purposes for Fasting | Biblical Fasting (thenivbible.com)

Perbedaan LUTHERAN dan CALVINISME

Lutheranisme dan Calvinisme adalah dua tradisi utama dalam Reformasi Protestan yang muncul pada abad ke-16. Meskipun keduanya berbagi bebera...