Sunday, December 22, 2024

Perbedaan LUTHERAN dan CALVINISME


Lutheranisme dan Calvinisme adalah dua tradisi utama dalam Reformasi Protestan yang muncul pada abad ke-16. Meskipun keduanya berbagi beberapa kesamaan, seperti otoritas Alkitab dan doktrin keselamatan oleh iman, ada perbedaan teologis yang signifikan di antara keduanya:

1. Pandangan tentang Predestinasi

Lutheran: Mengakui predestinasi (penentuan Allah), tetapi lebih menekankan kasih Allah yang universal. Lutheran percaya bahwa Allah menginginkan semua orang diselamatkan, tetapi keselamatan tergantung pada respons iman manusia.

Calvinisme: Mengajarkan doktrin predestinasi yang lebih ketat, yaitu "Predestinasi Ganda". Menurut John Calvin, Allah telah menetapkan siapa yang akan diselamatkan (orang pilihan) dan siapa yang akan dihukum.

2. Sakramen

Lutheran: Menganggap sakramen, seperti Baptisan dan Perjamuan Kudus, sebagai sarana kasih karunia. Dalam Perjamuan Kudus, Lutheran percaya pada "kehadiran nyata" tubuh dan darah Kristus bersama roti dan anggur (doktrin konsubstansiasi).

Calvinisme: Memandang sakramen lebih simbolis, meskipun tetap memiliki makna spiritual. Dalam Perjamuan Kudus, Calvin menekankan "kehadiran rohani" Kristus, bukan fisik.

3. Kedaulatan Allah dan Kehendak Bebas

Lutheran: Menyeimbangkan antara kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia. Lutheran percaya bahwa manusia memiliki kehendak bebas untuk menerima atau menolak keselamatan.

Calvinisme: Menekankan kedaulatan Allah secara mutlak. Calvinis percaya bahwa keselamatan sepenuhnya adalah anugerah Allah, tanpa kontribusi kehendak bebas manusia.

4. Gereja dan Pemerintahan

Lutheran: Cenderung memiliki struktur gereja yang hierarkis, seperti dalam tradisi Katolik, meskipun lebih sederhana.

Calvinisme: Mempraktikkan sistem pemerintahan gereja yang lebih demokratis, seperti Presbiterianisme, dengan penekanan pada kepemimpinan para penatua.

5. Gaya Ibadah

Lutheran: Gaya ibadahnya lebih liturgis dan mendekati tradisi Katolik, dengan penghormatan pada musik dan seni dalam kebaktian.

Calvinisme: Ibadahnya cenderung lebih sederhana, dengan fokus pada pengajaran Alkitab dan sering kali menghindari elemen yang dianggap tidak alkitabiah, seperti penggunaan ikon atau musik berlebihan.

6. Penekanan Doktrinal

Lutheran: Menekankan doktrin "sola fide" (iman saja) dan "sola gratia" (anugerah saja) sebagai dasar keselamatan.

Calvinisme: Lebih dikenal dengan "lima poin Calvinisme" (TULIP), yaitu Total depravity (kerusakan total), Unconditional election (pemilihan tanpa syarat), Limited atonement (penebusan terbatas), Irresistible grace (anugerah tak dapat ditolak), dan Perseverance of the saints (ketekunan orang-orang kudus).

Sejarah gereja GPIB BETHEL di Tanjungpinang - 14 Februari 1836

Peran Pendeta Eberhard Herrmann Röttger

Pendeta Eberhard Herrmann Röttger (1801-1888)
adalah salah satu tokoh penting yang terlibat dalam pembangunan Gereja GPIB Bethel di Tanjungpinang, dia adalah misionaris dari Jerman yang tinggal selama 8 tahun di wilayah Kesultanan Riau Lingga, kisah hidupnya bisa dibaca dalam catatan yang diterbitkan dengan judul “Berichten omtrent Indie, gedurende een tienjarig verblijf aldaar” (Berita mengenai Hindia, selama tinggal di sana selama sepuluh tahun).

Pada saat itu, tempat ibadah umat Kristen hanya berupa sebuah rumah tua yang sudah sangat tidak memadai. Melihat kondisi tersebut, Pendeta Röttger merasa terpanggil untuk membangun sebuah tempat yang lebih layak bagi umat Kristen. Kehadiran gedung gereja diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ibadah masyarakat Kristen, khususnya orang Belanda dan umat Kristen Protestan di Tanjungpinang.

Pendahulu Pendeta Röttger telah merencanakan pembangunan gereja dan mengumpulkan dana dalam bentuk beberapa ratus gulden (mata uang Belanda). Pendeta Röttger melanjutkan perjuangan ini dengan menggunakan dana yang telah terkumpul tersebut, serta memulai langkah-langkah awal untuk mewujudkan pembangunan gereja yang lebih permanen dan representatif.

Kerjasama dengan dengan Residen Riau (Riouw)

Langkah awal yang krusial diambil Pendeta Rottger dengan menjalin komunikasi yang erat dengan Residen Riau (Riouw) saat itu, H. Cornets de Groot. Memahami visi Pendeta Röttger, Residen Cornets menyambut baik usulan pembangunan gereja. Keduanya kemudian menggelar serangkaian diskusi mendalam mengenai rancangan arsitektur, dimensi bangunan, pemilihan bahan bangunan, hingga perencanaan anggaran. Hasil dari diskusi ini adalah kesepakatan bersama untuk segera memulai proyek pembangunan gereja yang telah lama dinantikan

Bantuan dari Banyak Pihak

Memahami pentingnya proyek ini, Pendeta Rottger kemudian menghadap Yang Dipertuan Muda Riau VII Raja Abdul Rahman bin Raja Jaafar, Raja Kesultanan Riau Lingga. Dengan bijaksana, Raja Abdul Rahman menyambut baik permohonan tersebut dan memberikan dukungan yang sangat berarti berupa kayu-kayu berkualitas tinggi serta bahan bangunan lainnya yang diperlukan. Selain itu, Kapitan Cina/Tionghoa dan masyarakat Tionghoa juga turut berpartisipasi aktif dengan memberikan sumbangan baik berupa material maupun tenaga. Bahkan, Jean Chrétien baron Baud, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-44, juga menyatakan dukungannya dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan gereja. Tidak hanya itu, gereja-gereja di Malaka dan Singapura pun turut berpartisipasi dengan menawarkan bantuan apabila terjadi kendala dalam penyediaan bahan bangunan. Dukungan yang begitu luas ini menunjukkan semangat kebersamaan dan toleransi antarumat beragama pada masa itu.

Proses Pembangunan Gereja

Dibangun dalam waktu kurang dari setahun, Gereja GPIB Bethel merupakan hasil kerja keras sekitar 150 pekerja di bawah kepemimpinan Asisten Residen, Wellbehm, seorang ahli bangunan asal Bengal. Proses pembangunan yang relatif cepat ini dimulai dengan peletakan batu pertama pada 14 Februari 1835 dan diakhiri dengan peresmian pada tanggal yang sama tahun berikutnya. Awalnya, gereja ini bernama "De Netherlandse Hervormde Kerk te Tandjoengpinang", yang berarti Gereja Protestan Belanda di Tanjungpinang.

Penghibahan Gereja dari Pemerintah Belanda

Berdasarkan Surat Keputusan Nomor 26 yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tanggal 30 Juli 1856, gereja ini di Tanjungpinang secara resmi dihibahkan ke pemerintah Hindia Belanda (Nederlands-Indië). Proses penghibahan ini ditandai dengan penandatanganan oleh Residen Riau (Riouw), Frederick Nicolaas Niewnhuyzen (1819-1892), dan Pengatur Tata Usaha Kantor Residen Riau (Riouw), Joseph Dias. Kemudian, pada 3 April 1955, Pemerintah Indonesia memperkuat status kepemilikan gereja tersebut melalui Surat Keputusan Nomor 10. Dokumen-dokumen legal ini dilengkapi dengan surat ukur tanah yang dibuat oleh Juru Ukur Jacobus Yzemenpada pada 12 Juni 1856. Sebelumnya, lahan di Blok F Tanjungpinang yang menjadi lokasi gereja ini banyak ditumbuhi pohon kelapa.

Perubahan Nama Menjadi GPIB Bethel

Gereja "De Protestantse Kerk in Westelijk Indonesië" atau Gereja Protestan Indonesia bagian Barat yang lebih dikenal dengan singkatan GPIB, resmi diakui sebagai gereja mandiri berdasarkan Surat Keputusan Wakil Tinggi Kerajaan Belanda Nomor 2 Tahun 1948 dan Staatsblad Nomor 305 Tahun 1948. Seiring dengan pengakuan ini, gereja "De Netherlandse Hervormde Kerk te Tandjoengpinang" mengubah namanya menjadi gereja GPIB Bethel. Nama "Bethel," yang memiliki arti "Rumah Tuhan" dalam bahasa Ibrani, diberikan oleh pihak Belanda sebagai simbol rumah peribadatan bagi umat Kristen. Perubahan nama ini disahkan oleh Ketua Dewan Sinode Persekutuan Kristen Wilayah Indonesia, D.S. C. Ch. Kainawam, dengan sekretaris J.M. Achterkamp.

Pengubahan Status Tanah dan Pendirian Bangunan Gereja

Meskipun telah dihibahkan dan statusnya sebagai gereja telah berubah, tanah di mana gereja GPIB Bethel berdiri masih berstatus "verponding" atau tanah milik pemerintah Belanda hingga tahun 1957. Pada tahun tersebut, Kepala Daerah Kabupaten Kepulauan Riau, Th. Sokmartono HS, mengeluarkan izin kepada H. Syaranamual, seorang warga negara Indonesia, untuk mendirikan bangunan gereja sesuai dengan hukum kepemilikan tanah Indonesia. Pengukuran ulang tanah pun dilakukan oleh Badan Pekerja Gereja Protestan Indonesia

Gereja Ayam

Gereja GPIB Bethel di Tanjungpinang yang kerap dijuluki Gereja Ayam ini telah mengalami beberapa kali renovasi sepanjang sejarahnya. Menara yang ikonik, lengkap dengan patung ayam di puncaknya, diperkirakan dibangun pada periode renovasi antara tahun 1920 hingga 1930-an. Patung ayam yang terbuat dari besi pipih ini tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk arah angin, tetapi juga memiliki makna simbolik yang mendalam.

Bentuk patung ayam yang dapat berputar 180 derajat mengikuti arah angin menjadikannya sebuah elemen yang dinamis dan menarik perhatian. Lebih dari sekadar hiasan, patung ayam ini merujuk pada kisah dalam Alkitab tentang Simon Petrus yang menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok. Simbol ini mengingatkan umat Kristiani untuk senantiasa teguh dalam iman dan tidak mudah goyah dalam menghadapi cobaan, sebagaimana Petrus yang akhirnya menyadari kesalahannya.

Di Belanda, hiasan puncak berupa patung ayam jantan atau gallus yang berfungsi sebagai penunjuk arah angin (ventilogium) sangat populer pada masa lampau. Namun, asal-usul pasti penggunaan patung ayam sebagai simbol keagamaan di Indonesia masih menjadi misteri.

Daftar Pustaka:
  • Jurnal Pendidikan dan Konseling Volume 4 Nomor 3 Tahun 2022; E-ISSN: 2685-936X dan P-ISSN: 2685-9351;Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Protestan_di_Indonesia_bagian_Barat
  • http://tpismg.blogspot.com/2010/09/sekilas-gereja.html
  • https://hima.fib.ugm.ac.id/infografis-selayang-pandang-gereja-tertua-di-tanah-gurindam/

Doa "BAPA KAMI" dari Matius 6:9-13 & Lukas 11:2-4

Doa Bapa Kami, atau "The Lord's Prayer" merupakan doa yang diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya, dicatat dalam Matius 6:9-13 dan Lukas 11:2-4. Doa ini muncul dalam konteks khotbah Yesus tentang doa yang benar, menghindari kemunafikan dan repetisi kosong dalam doa.

Doa Bapa Kami memiliki akar yang kuat dalam tradisi Yahudi, mencerminkan doa dan pola pikir yang berkembang dalam budaya religius Yahudi pada zaman Yesus, khususnya doa pagi dan malam yang biasa dilakukan, tetapi diperbarui oleh Yesus dengan fokus pada hubungan Allah sebagai Bapa yang dekat. Frasa-frasanya menggabungkan unsur pengakuan, permohonan, dan penyerahan diri kepada kehendak Allah.

Akar dalam Doa Yahudi Tradisional

  • Kedusha: Bagian dari doa Amidah (doa berdiri), yang memuliakan kekudusan nama Allah, paralel dengan "Dikuduskanlah nama-Mu" (Matius 6:9).
  • Shema Israel: Doa inti Yahudi yang menekankan penyembahan kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan, memiliki resonansi dengan penyerahan dalam Doa Bapa Kami.
  • Kaddish: Doa Yahudi yang memohon agar nama Allah dimuliakan dan Kerajaan-Nya datang, mirip dengan permohonan "Datanglah Kerajaan-Mu."

Dalam sejarah Gereja, Doa Bapak Kami menjadi doa inti liturgi Kristen, digunakan sejak Gereja mula-mula dalam ibadah komunitas. Hingga kini, Doa Bapa Kami tetap menjadi simbol persatuan iman Kristen di seluruh dunia.

Penafsiran teologis atas Doa Bapa Kami menunjukkan bagaimana doa ini mencerminkan prinsip-prinsip dasar iman Kristen. Setiap bagian memiliki makna teologis yang mendalam, didukung oleh ayat-ayat Alkitab lain. Berikut adalah penafsiran teologi doa ini:


1. “Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu”

  • Teologi: Pengakuan Allah sebagai Bapa adalah inti hubungan kita dengan-Nya. Allah adalah pribadi yang intim, namun tetap kudus dan transenden.
  • Ayat Terkait:
    • Roma 8:15: "Kita telah menerima roh yang menjadikan kita anak Allah, dan oleh Roh itu kita berseru: 'Abba, ya Bapa!'"
    • Yesaya 6:3: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
  • Makna Teologis: Doa dimulai dengan penghormatan kepada Allah sebagai Bapa yang mahakudus, menekankan kasih dan keagungan-Nya.

2. “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga”

  • Teologi: Ini adalah doa untuk hadirnya pemerintahan Allah secara sempurna di dunia, mencakup kebenaran, kedamaian, dan keadilan.
  • Ayat Terkait:
    • Matius 4:17: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
    • Roma 14:17: "Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus."
  • Makna Teologis: Permohonan ini menunjukkan kerinduan untuk hidup dalam kehendak Allah, menantikan pemulihan akhir zaman.

3. “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”

  • Teologi: Doa ini menegaskan bahwa Allah adalah penyedia kebutuhan jasmani dan rohani kita.
  • Ayat Terkait:
    • Mazmur 104:27-28: "Semua menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya."
    • Matius 4:4: "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
  • Makna Teologis: Doa ini mencerminkan ketergantungan umat manusia kepada Allah, baik secara fisik maupun spiritual.

4. “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”

  • Teologi: Pengampunan adalah inti Injil, yang diberikan Allah melalui Yesus Kristus. Namun, umat Allah juga dipanggil untuk mengampuni sesama.
  • Ayat Terkait:
    • Kolose 3:13: "Sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian."
    • Efesus 1:7: "Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa."
  • Makna Teologis: Doa ini menegaskan pentingnya pengampunan sebagai bukti kasih Allah dan panggilan hidup orang percaya.

5. “Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat”

  • Teologi: Permohonan ini mengungkapkan kelemahan manusia dan perlunya perlindungan Allah dari godaan dan kuasa Iblis.
  • Ayat Terkait:
    • Yakobus 1:13: "Allah tidak mencobai siapa pun."
    • 1 Korintus 10:13: "Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu."
  • Makna Teologis: Doa ini menekankan bahwa Allah adalah pelindung kita, dan hanya dengan kekuatan-Nya kita dapat melawan godaan.

6. “Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin”

  • Teologi: Penutup ini mengakui supremasi Allah sebagai penguasa abadi yang layak menerima segala penghormatan.
  • Ayat Terkait:
    • Mazmur 145:13: "Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad."
    • Wahyu 5:13: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba adalah puji-pujian, hormat, dan kemuliaan."
  • Makna Teologis: Doa ini mengajarkan bahwa segala sesuatu berpusat pada Allah yang memerintah untuk selama-lamanya.

Kesimpulan Teologis

Doa Bapa Kami adalah inti pengajaran Yesus tentang hubungan umat manusia dengan Allah. Doa ini mencerminkan:

  1. Keintiman: Allah sebagai Bapa yang dekat dengan umat-Nya.
  2. Keagungan: Allah yang kudus dan berkuasa.
  3. Ketergantungan: Semua kebutuhan kita berasal dari Allah.
  4. Pengampunan: Dasar hubungan kita dengan Allah dan sesama.
  5. Perlindungan: Allah adalah pembela umat-Nya dari segala kejahatan.
  6. Penyembahan: Segala kemuliaan hanya bagi Allah.

Doa ini adalah kerangka teologi yang lengkap, mengarahkan hati kita kepada Allah sebagai pusat kehidupan iman.

Sunday, December 15, 2024

Tapsiran Filipi 2:12-13 tentang "kerjakanlah keselamatan mu dengan takut dan gentar" dipandang dari kasih karunia


Tafsiran Filipi 2:12-13 mengenai "kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar" dari perspektif kasih karunia memberikan wawasan yang mendalam tentang saling keterhubungan antara usaha manusia dan anugerah Allah. Berikut adalah beberapa poin utama dalam tafsiran ini:

1. Anugerah yang Memberdayakan
Kasih karunia Allah adalah dasar dari keselamatan kita. Meskipun kita diminta untuk "mengerjakan keselamatan," tindakan ini tidak akan mungkin terjadi tanpa anugerah yang sudah diberikan oleh Allah. Kita diingatkan bahwa segala sesuatu yang kita imani dan kerjakan adalah hasil dari kasih karunia Allah yang beroperasi dalam hidup kita.

2. Sikap Hormat dan Kesadaran
"Takut dan gentar" bukan berarti kita hidup dalam ketakutan akan kehilangan keselamatan, melainkan sebuah pengakuan akan sifat kudus dan besar dari Allah. Dalam konteks kasih karunia, kita menyadari bahwa anugerah yang kita terima sangat berharga dan harus dihargai. Oleh karena itu, sikap hormat ini muncul sebagai respon terhadap intimnya hubungan kita dengan Allah.

3. Kerjasama antara Manusia dan Tuhan
Filipi 2:12-13 menunjukkan adanya keterlibatan aktif kita dalam proses keselamatan. Kasih karunia Allah bukanlah alasan untuk bersikap acuh tak acuh, tetapi justru menjadi motivasi bagi kita untuk bekerja dengan serius. Dalam konteks iman, sanksi dan tanggung jawab kita untuk hidup sesuai dengan ajaran Kristus adalah ungkapan rasa syukur atas kasih karunia yang telah kita terima.

4. Transformasi Melalui Kasih Karunia
Ketika kita mengerjakan keselamatan kita, kita mengalami proses transformasi yang dikerjakan oleh Allah dalam diri kita. Dengan mengandalkan kasih karunia-Nya, kita bisa bertumbuh dalam karakter Kristus dan semakin jauh dari sifat dosa. "Kerjakanlah" menjadi sebuah panggilan untuk bertumbuh dalam pengudusan, yang hanya dapat dilakukan melalui kekuatan Tuhan.

5. Tetap Bergantung pada Allah
Ayat 13 mempertegas bahwa Allah adalah sumber dari kemauan dan kemampuan kita. Dengan kata lain, setiap usaha kita untuk hidup sesuai dengan iman kita harus didasarkan pada kesadaran bahwa kemampuan itu berasal dari Allah. Ini mengajak kita untuk tetap bergantung pada-Nya, sekaligus mengerahkan usaha terbaik kita dalam keberadaan iman. 

6. Iman yang Berbuah
Keselamatan yang dikerjakan dengan "takut dan gentar" juga mencerminkan bahwa iman sejati akan menghasilkan tindakan dan perbuatan baik. Ini sejalan dengan konsep bahwa iman tanpa tindakan adalah mati (Yakobus 2:26). Dalam kasih karunia, tindakan kita bukan sekadar kewajiban, tetapi menjadi ungkapan nyata dari iman yang hidup.

Secara keseluruhan, tafsiran Filipi 2:12-13 tentang "kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar" dalam konteks kasih karunia mengajak kita untuk menyadari dan menghargai anugerah keselamatan Allah serta berusaha dengan sungguh-sungguh dalam hidup iman, sambil bergantung pada kekuatan dan bimbingan Tuhan.

KEKUDUSAN dalam Kasih Karunia


Kekudusan dalam Kasih Karunia adalah topik yang sangat penting dalam kehidupan Kristen. Kekudusan bukan hanya panggilan, tetapi juga hasil dari kasih karunia Allah yang bekerja di dalam hidup kita. Berikut adalah penjelasan tentang hubungan antara kekudusan dan kasih karunia berdasarkan prinsip Alkitab:

1. Kekudusan adalah Panggilan Allah

Allah memanggil setiap orang percaya untuk hidup kudus:

"Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (1 Petrus 1:16).

Kekudusan berarti hidup terpisah dari dosa dan dipersembahkan sepenuhnya kepada Allah.

Itu bukan hanya soal moral, tetapi hubungan yang mendalam dengan Allah, yang mencerminkan karakter-Nya.

Namun, manusia tidak dapat mencapai kekudusan dengan kekuatannya sendiri karena semua orang telah berdosa (Roma 3:23).

2. Kasih Karunia Membuat Kekudusan Mungkin

Kekudusan tidak dimulai dari usaha manusia, melainkan dari kasih karunia Allah yang diberikan melalui Yesus Kristus.

"Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata." (Titus 2:11).

Kasih karunia memampukan kita untuk hidup dalam kekudusan dengan:
  • Mengampuni dosa-dosa kita. Melalui salib Kristus, kita dibenarkan dan diampuni.
  • Mengaruniakan Roh Kudus. Roh Kudus bekerja dalam kita untuk mengubahkan hati dan pikiran agar semakin menyerupai Kristus.
  • Memberi kekuatan untuk taat. Kasih karunia memampukan kita untuk mengatakan "tidak" kepada dosa dan "ya" kepada kebenaran (Titus 2:12).
3. Kekudusan sebagai Respons terhadap Kasih Karunia

Kekudusan bukanlah syarat untuk menerima kasih karunia, tetapi respons terhadap kasih karunia yang telah kita terima:

"Hendaklah kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah." (Roma 12:1).

Hidup kudus adalah bentuk syukur kita atas kasih karunia Allah.

Kekudusan diwujudkan dalam:
  • Kasih: Mengasihi Allah dan sesama dengan tulus.
  • Ketaatan: Hidup sesuai dengan firman Allah.
  • Pertumbuhan: Bertumbuh dalam iman, karakter, dan pelayanan.
4. Tantangan Kekudusan di Zaman Kasih Karunia

Di zaman kasih karunia, ada bahaya menyalahgunakan kasih karunia sebagai alasan untuk hidup sembarangan. Paulus menegaskan:

"Bolehkah kita berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!" (Roma 6:15).

Kasih karunia tidak membebaskan kita dari panggilan untuk hidup kudus, tetapi justru memberi kuasa untuk melakukannya.

5. Kekudusan yang Berpusat pada Kristus

Kekudusan bukanlah pencapaian manusia, melainkan karya Allah melalui Yesus Kristus.

"Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita, yaitu kebenaran, pengudusan, dan penebusan." (1 Korintus 1:30).

Dengan tetap fokus pada Kristus, kita dimampukan untuk hidup kudus.

APLIKASI PRAKTIS :
  1. Mengandalkan Roh Kudus: Mintalah pimpinan Roh Kudus setiap hari untuk menolong hidup dalam kekudusan.
  2. Meninggalkan Dosa: Tinggalkan kebiasaan dosa dan fokus pada hubungan yang lebih dalam dengan Allah.
  3. Berkomitmen pada Firman: Firman Allah adalah panduan untuk hidup kudus.
  4. Mengasihi dengan Tulus: Kekudusan diwujudkan dalam hidup yang penuh kasih kepada sesama.
KESIMPULAN :
Kekudusan dalam kasih karunia adalah panggilan dan anugerah. Melalui kasih karunia Allah, kita dimampukan untuk hidup kudus, bukan dengan usaha kita sendiri, tetapi melalui karya Roh Kudus di dalam kita. Kekudusan adalah respons syukur kita atas kasih karunia Allah yang melimpah. "Sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan" (Ibrani 12:14).

Wednesday, December 11, 2024

Fungsi dan Tugas KERUB (CHERUBIM)


1. Menjaga Kekudusan Allah

  • Tugas: Kerub bertugas menjaga kekudusan Allah dan melindungi akses ke hal-hal yang kudus.
  • Ayat Pendukung:
    • Kejadian 3:24: “Ia menghalau manusia itu, dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.”

2. Menopang atau Mengapit Takhta Allah

  • Tugas: Kerub digambarkan mengapit takhta Allah, melambangkan kehadiran, kemuliaan, dan kekuasaan-Nya.
  • Ayat Pendukung:
    • Mazmur 80:2: “Hai Gembala Israel, pasanglah telinga, Engkau yang duduk di atas kerub-kerub, tampillah bersinar.”
    • Mazmur 99:1: “TUHAN itu Raja, bangsa-bangsa gemetar; Ia duduk di atas kerub-kerub, bumi goyah.”
    • Yehezkiel 10:1-22: Kerub menopang takhta Allah dalam visi Yehezkiel, menggambarkan kemuliaan Allah.

3. Simbol Kehadiran Allah dalam Bait Suci

  • Tugas: Kerub digunakan sebagai simbol dalam Tabut Perjanjian dan dekorasi Bait Suci untuk melambangkan kehadiran Allah.
  • Ayat Pendukung:
    • Keluaran 25:18-22: Kerub diletakkan di atas tutup pendamaian Tabut Perjanjian, sayapnya terbentang menutupi tempat kudus.
    • 1 Raja-raja 6:23-28: Dua kerub besar dibuat di Ruang Mahakudus dalam Bait Allah yang dibangun oleh Salomo.

4. Menyatakan Kemuliaan Allah

  • Tugas:  Kerub hadir dalam penglihatan para nabi untuk menyatakan kemuliaan Allah.
  • Ayat Pendukung:
    • Yehezkiel 1:4-28: Kerub digambarkan dalam visi Yehezkiel dengan rupa yang luar biasa, melambangkan kemuliaan dan kehadiran Allah.
    • Yehezkiel 10:4: “Maka kemuliaan TUHAN naik dari atas kerub, lalu menuju ambang pintu Bait Suci.”

5. Penjaga dan Pelindung Hal Kudus

  • Tugas: Kerub tidak hanya menjaga pohon kehidupan, tetapi juga secara simbolis melindungi kekudusan Allah di tempat kudus.
  • Ayat Pendukung:
    • Keluaran 26:1: Gorden Tabernakel dihiasi dengan gambar kerub, melambangkan penjagaan atas kekudusan tempat tersebut.
    • 1 Raja-raja 6:29: Dinding-dinding Bait Allah diukir dengan gambar kerub sebagai simbol penjagaan dan kehadiran Allah.

6. Mendampingi Allah dalam Penghakiman

  • Tugas: Kerub sering muncul dalam konteks penghakiman Allah, memperlihatkan keadilan-Nya.
  • Ayat Pendukung:
    • Yehezkiel 10:1-22: Kerub dalam visi Yehezkiel bergerak bersama takhta Allah saat penghakiman atas Yerusalem.

KESIMPULAN

Kerub memiliki peran khusus dalam Alkitab sebagai makhluk surgawi yang menjaga kekudusan, menopang takhta Allah, dan menjadi simbol kehadiran-Nya di dunia. Melalui tugas mereka, kerub menegaskan bahwa Allah adalah kudus, mulia, dan adil.

Fungsi dan Tugas MALAIKAT (ANGEL)


1. Penyembah Tuhan di Surga

  • Tugas: Malaikat memuji dan menyembah Tuhan siang dan malam. Mereka menunjukkan kemuliaan Allah dan memuliakan nama-Nya.
  • Ayat Pendukung:
    • Wahyu 4:8: “...Mereka tidak henti-hentinya berkata: ‘Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.’”
    • Mazmur 103:20: “Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikat-Nya, hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya.”

2. Menyampaikan Pesan Tuhan

  • Tugas: Malaikat sering menjadi utusan Tuhan untuk menyampaikan firman, peringatan, atau kabar baik kepada manusia.
  • Ayat Pendukung:
    • Lukas 1:26-28: Malaikat Gabriel memberitahukan kepada Maria bahwa ia akan mengandung Yesus.
    • Matius 28:5-6: Malaikat memberitahu para wanita di kubur bahwa Yesus telah bangkit.

3. Pelindung dan Penjaga Manusia

  • Tugas: Malaikat menjaga dan melindungi umat Allah dari bahaya fisik maupun rohani.
  • Ayat Pendukung:
    • Mazmur 91:11: “Sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.”
    • Daniel 6:22: Malaikat Tuhan menutup mulut singa sehingga Daniel selamat.

4. Melaksanakan Hukuman Tuhan

  • Tugas: Malaikat melaksanakan penghukuman atau penghakiman atas dosa manusia sesuai perintah Tuhan.
  • Ayat Pendukung:
    • 2 Raja-raja 19:35: Malaikat Tuhan membunuh 185.000 orang di perkemahan Asyur.
    • Wahyu 8-9: Malaikat meniup sangkakala sebagai bagian dari penghukuman Allah atas dunia.

5. Penolong dan Pembimbing Umat Allah

  • Tugas: Malaikat membantu dan membimbing umat Allah dalam perjuangan iman mereka.
  • Ayat Pendukung:
    • Kisah Para Rasul 12:7-10: Malaikat Tuhan membebaskan Petrus dari penjara.
    • Ibrani 1:14: “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?”

6. Pejuang dalam Pertempuran Rohani

  • Tugas: Malaikat bertempur melawan kekuatan iblis dan roh jahat demi kepentingan umat Tuhan.
  • Ayat Pendukung:
    • Wahyu 12:7: “Maka timbullah peperangan di surga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu.”
    • Daniel 10:13: Mikhael membantu malaikat lain melawan pemimpin kerajaan Persia.

7. Mengiringi Orang Percaya yang Meninggal

  • Tugas: Malaikat mengantar roh orang percaya ke hadirat Allah setelah kematian.
  • Ayat Pendukung:
    • Lukas 16:22: “Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.”

8. Pengumandang Kedatangan Yesus

  • Tugas: Malaikat akan menyertai kedatangan Yesus yang kedua untuk mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya.
  • Ayat Pendukung:
    • Matius 24:31: “Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya.”
    • 1 Tesalonika 4:16: Malaikat menyertai Yesus saat Dia turun dari surga.

KESIMPULAN 

Malaikat adalah pelayan Tuhan yang setia, yang berfungsi untuk memuji Allah, melindungi umat-Nya, menyampaikan pesan, melaksanakan penghakiman, dan berperan dalam rencana keselamatan manusia. Mereka adalah roh yang melayani untuk kemuliaan Allah dan kebaikan umat-Nya.

Perbedaan KERUB (CHERUBIM) dan MALAIKAT (ANGEL)


Kerub (cherubim) dan Malaikat (angel) adalah dua jenis makhluk surgawi yang disebut dalam Alkitab, tetapi mereka memiliki perbedaan fungsi, peran, dan karakteristik berdasarkan teologi. 


1. Definisi dan Peran Umum

Kerub:

  • Definisi: Makhluk surgawi yang terkait dengan kekudusan Allah dan penjagaan kekuasaan-Nya.
  • Peran: Kerub sering digambarkan sebagai penjaga kekudusan Allah dan takhta-Nya.
  • Ayat Pendukung:
    • Kejadian 3:24: Kerub ditempatkan untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
    • Mazmur 80:2: “…Engkau yang duduk di atas kerub-kerub, tampillah bersinar.”
    • Yehezkiel 10:1-22: Kerub digambarkan sebagai makhluk yang menopang takhta Allah dengan penampilan luar biasa.

Malaikat:

  • Definisi: Utusan surgawi yang bertugas melayani dan melaksanakan kehendak Allah.
  • Peran: Malaikat bertindak sebagai penyampai pesan, pelindung umat Allah, pejuang rohani, dan pelaksana kehendak Allah.
  • Ayat Pendukung:
    • Ibrani 1:14: Malaikat adalah “roh-roh yang melayani” bagi mereka yang akan menerima keselamatan.
    • Lukas 1:26-38: Malaikat Gabriel menyampaikan pesan kepada Maria.
    • Mazmur 91:11: Malaikat menjaga umat Allah di segala jalan mereka.

2. Wujud dan Penampilan

Kerub:

  • Wujud: Digambarkan memiliki bentuk yang kompleks, dengan beberapa wajah, sayap, dan penampilan yang melambangkan kekuatan dan kemuliaan.
  • Ayat Pendukung:
    • Yehezkiel 1:10 dan 10:14: Kerub memiliki empat wajah (manusia, singa, lembu, dan rajawali) serta empat sayap.
    • Keluaran 25:20: Kerub di Tabut Perjanjian memiliki sayap yang terbentang.

Malaikat:

  • Wujud: Biasanya digambarkan dalam bentuk manusia yang cemerlang atau bercahaya.
  • Ayat Pendukung:
    • Matius 28:3: Penjaga kubur Yesus digambarkan seperti kilat, dengan pakaian putih seperti salju.
    • Ibrani 13:2: Malaikat sering muncul seperti manusia sehingga bisa tidak dikenali.

3. Fungsi Spesifik

Kerub:

  • Menjaga kekudusan dan kemuliaan Allah:
    • Kejadian 3:24: Menjaga jalan menuju pohon kehidupan di Taman Eden.
  • Mengapit atau menopang takhta Allah:
    • Yehezkiel 10:18-20: Kerub menopang kemuliaan Allah di atas takhta surgawi.
  • Dekorasi dalam Tabernakel dan Bait Allah:
    • Keluaran 25:18-20: Kerub diukir pada Tabut Perjanjian sebagai simbol kehadiran Allah.

Malaikat:

  • Menyampaikan pesan Allah:
    • Lukas 1:26-38: Malaikat Gabriel menyampaikan kabar kelahiran Yesus kepada Maria.
  • Melindungi umat Allah:
    • Mazmur 34:8: Malaikat berkemah mengelilingi orang yang takut akan Tuhan.
  • Melaksanakan hukuman Allah:
    • 2 Raja-raja 19:35: Malaikat membunuh 185.000 orang di perkemahan Asyur.
  • Memuji Allah:
    • Wahyu 5:11-12: Malaikat memuji Anak Domba Allah.

4. Posisi dalam Hirarki Surgawi

Kerub:

  • Dipandang sebagai makhluk yang sangat dekat dengan takhta Allah, sering dihubungkan dengan penjagaan kekudusan dan kemuliaan Allah.
  • Mereka memiliki peran yang lebih spesifik dibandingkan malaikat secara umum.

Malaikat:

  • Termasuk dalam hierarki surgawi tetapi lebih sering terlibat langsung dalam tugas-tugas pelayanan kepada manusia dan pekerjaan Tuhan di bumi.
  • Ada hierarki di antara malaikat, seperti malaikat agung (Mikhael dan Gabriel).

KESIMPULAN 

Kerub dan malaikat adalah makhluk surgawi yang berbeda fungsi:

  • Kerub: Menjaga kekudusan, mengapit takhta Allah, dan simbol kehadiran-Nya.
  • Malaikat: Melayani sebagai utusan Allah, pelindung manusia, dan pelaksana kehendak Allah.

Keduanya menunjukkan kekuasaan dan kemuliaan Allah serta bekerja sesuai dengan kehendak-Nya.

Tuesday, December 10, 2024

Makna nama YESUS dalam berbagai agama



1. Kekristenan

Kekristenan adalah iman yang berpusat pada Yesus Kristus sebagai Anak Allah, Juruselamat dunia, dan Tuhan yang bangkit. Pengikutnya percaya pada kasih Allah, penebusan dosa melalui salib, dan hidup kekal. Berdasarkan Alkitab, Kekristenan mengajarkan kasih, pengampunan, dan hubungan pribadi dengan Tuhan melalui iman dan doa.
  • Nama: Yesus Kristus
  • Makna: Dalam Kekristenan, Yesus adalah Putra Allah, Juruselamat dunia, dan Mesias yang diutus untuk menebus dosa manusia.
  • Ayat Terkait: "Sebab anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10)

2. Islam

Islam adalah agama monoteistik yang percaya kepada Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa dan Muhammad sebagai nabi terakhir. Berdasarkan Al-Qur'an, Islam mengajarkan tauhid, ibadah, akhlak, dan ketaatan. Lima rukun Islam adalah dasar praktiknya: syahadat, salat, puasa, zakat, dan haji. Umatnya disebut Muslim.
  • Nama: Isa Al-Masih (عيسى المسيح)
  • Makna: Dalam Islam, Isa adalah salah satu nabi utama, seorang manusia yang dipilih Allah dan diberi mukjizat besar. Ia dihormati sebagai Mesias, tetapi tidak dianggap sebagai Anak Allah atau bagian dari Trinitas.
  • Ayat Terkait: "Sesungguhnya Al-Masih, Isa putra Maryam, adalah utusan Allah..." (QS An-Nisa: 171)

3. Yudaisme

Yudaisme adalah agama monoteistik kuno yang percaya kepada Yahweh sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan Taurat, Yudaisme mengajarkan ketaatan pada hukum Tuhan (Halakha) dan perjanjian dengan Israel. Praktiknya mencakup Sabat, doa, dan perayaan hari-hari suci. Fokusnya pada hubungan etis dengan Tuhan dan sesama manusia.

  • Nama: Yeshu (ישו)
  • Makna: Dalam Yudaisme tradisional, pandangan terhadap Yesus beragam. Ia sering dianggap sebagai seorang guru Yahudi pada zamannya, tetapi bukan Mesias, dan bukan pula tokoh ilahi. Dalam beberapa tulisan, nama Yesus memiliki konotasi kontroversial.

4. Hindu

Hindu adalah agama dharma yang berakar di India, dengan kepercayaan pada Brahman (realitas tertinggi) dan siklus kelahiran kembali (samsara). Praktiknya meliputi pemujaan dewa-dewi, meditasi, dan ritual. Ajarannya mencakup karma, moksha (pembebasan), dan dharma (tugas hidup). Kitab sucinya mencakup Weda, Upanishad, dan Bhagavad Gita.

  • Nama: Yesus (sering disebut Yeshu atau Yesu dalam konteks India)
  • Makna: Beberapa umat Hindu menghormati Yesus sebagai seorang guru rohani besar atau avatar (penjelmaan ilahi), meskipun pandangan ini tidak umum di semua tradisi Hindu.

5. Buddhisme

Buddhisme adalah ajaran spiritual yang didirikan oleh Siddhartha Gautama (Buddha). Berfokus pada pembebasan dari penderitaan melalui Pencerahan, ia mengajarkan Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia Berunsur Delapan. Praktiknya meliputi meditasi, moralitas, dan kebijaksanaan untuk mencapai Nirwana, akhir dari siklus kelahiran kembali (samsara).

  • Nama: Yesus
  • Makna: Dalam pandangan Buddhis, Yesus sering dianggap sebagai seorang bodhisattva, yakni seseorang yang memiliki belas kasih mendalam dan hidup untuk menyelamatkan makhluk lain dari penderitaan. Hal ini terutama ditemukan dalam Buddhisme Barat.

6. Bahá'í

Bahá'í adalah agama monoteistik yang mengajarkan persatuan umat manusia, kesatuan agama, dan perdamaian global. Didirikan oleh Bahá'u'lláh di abad ke-19, ajarannya mencakup keadilan, pendidikan universal, dan persamaan gender. Kitab suci utamanya adalah Kitáb-i-Aqdas. Bahá'í percaya pada wahyu progresif dan menghormati nabi-nabi dari berbagai agama.
  • Nama: Yesus Kristus
  • Makna: Dalam agama Bahá'í, Yesus adalah salah satu dari banyak utusan Tuhan yang membawa wahyu ilahi kepada manusia. Ia dianggap sebagai Mesias dan bagian dari rencana Tuhan yang progresif.

7. Rastafarianisme

Rastafarianisme adalah gerakan spiritual yang muncul di Jamaika pada 1930-an, memuliakan Haile Selassie I, Kaisar Ethiopia, sebagai penjelmaan Tuhan. Ajarannya mencakup kebebasan, kesetaraan, dan kembali ke Afrika sebagai tanah perjanjian. Praktiknya meliputi meditasi, diet Ital, penggunaan ganja untuk spiritualitas, dan penghormatan terhadap budaya Afro-Karibia.
  • Nama: Yesus
  • Makna: Dalam Rastafarianisme, Yesus dihormati sebagai seorang tokoh spiritual yang mengajarkan kebenaran, meskipun fokus utama mereka adalah pada Raja Haile Selassie sebagai penjelmaan ilahi.

8. Zoroastrianisme

Zoroastrianisme adalah agama monoteistik kuno yang didirikan oleh Zoroaster di Persia. Berpusat pada Ahura Mazda sebagai Tuhan tertinggi, ia mengajarkan dualisme moral: perjuangan antara kebaikan (asha) dan kejahatan (druj). Praktiknya meliputi doa, api suci, dan etika hidup baik. Kitab sucinya adalah Avesta. Tujuannya adalah kemenangan kebaikan.

  • Nama: Tidak ada rujukan khusus
  • Makna: Zoroastrianisme tidak secara langsung menyebut Yesus, tetapi ajarannya tentang seorang penyelamat masa depan memiliki kemiripan dengan konsep Mesias dalam Kekristenan.

KESIMPULAN

Nama dan peran Yesus dipahami secara berbeda dalam berbagai agama, tetapi banyak yang menghormatinya sebagai tokoh yang membawa pengajaran moral, spiritual, dan kehidupan yang penuh kasih. Kekristenan melihat-Nya sebagai pusat iman dan keselamatan, sementara agama lain menempatkan-Nya sebagai nabi, guru, atau tokoh penting dalam sejarah manusia.

Saturday, December 07, 2024

Arti TAAT dalam Kasih Karunia

Dalam konsep kasih karunia (grace) di Alkitab, ketaatan memiliki makna yang khusus karena bukan lagi didasarkan pada usaha manusia untuk mematuhi hukum demi memperoleh keselamatan, melainkan sebagai respons atas kasih dan anugerah Tuhan yang telah diberikan secara cuma-cuma.

Berikut adalah penjelasan arti ketaatan dalam konteks kasih karunia:

1. Ketaatan sebagai Respons Kasih

Ketaatan dalam kasih karunia bukanlah kewajiban yang berat, tetapi merupakan ungkapan syukur atas kasih Tuhan yang telah menyelamatkan manusia.

1 Yohanes 4:19 : "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita." 

Kita taat bukan untuk mendapatkan kasih Tuhan, tetapi karena kita telah menerima kasih-Nya.

2. Ketaatan yang Digerakkan oleh Roh Kudus

Dalam kasih karunia, ketaatan bukan hasil usaha manusia sendiri, melainkan karya Roh Kudus yang memampukan kita untuk hidup sesuai kehendak Tuhan.

Yehezkiel 36:27 : "Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku."

Filipi 2:13 : "Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."

3. Ketaatan yang Bebas dari Hukuman Hukum Taurat

Dalam kasih karunia, ketaatan bukanlah usaha untuk memenuhi seluruh tuntutan Hukum Taurat agar selamat, karena keselamatan diberikan oleh iman, bukan perbuatan.

Efesus 2:8-9 : "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah."

Namun, kasih karunia tidak menghapuskan kebutuhan untuk hidup dalam ketaatan, melainkan memberikan dorongan untuk melakukannya.

Roma 6:15 : "Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!"

4. Ketaatan yang Berakar dalam Hubungan dengan Kristus

Ketaatan dalam kasih karunia berpusat pada hubungan dengan Kristus, bukan pada daftar aturan. Orang percaya taat karena mereka tinggal di dalam Kristus.

Yohanes 15:5 : "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya... di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa."

5. Ketaatan sebagai Buah Kasih Karunia

Kasih karunia menghasilkan buah ketaatan yang memuliakan Tuhan. Ketaatan ini bukan untuk memperoleh keselamatan, tetapi sebagai tanda bahwa hidup telah diperbarui.

Titus 2:11-12 : "Karena kasih karunia Allah... mendidik kita untuk meninggalkan kefasikan... dan hidup bijaksana, adil, dan beribadah."

Efesus 2:10 : "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik."

6. Ketaatan dengan Sukacita dan Kebebasan

Ketaatan dalam kasih karunia dilakukan dengan sukacita, bukan dengan rasa takut akan hukuman. Ini adalah hidup yang penuh kebebasan karena dosa tidak lagi menguasai kita.

Roma 8:1-2 : "Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus."

KESIMPULAN:
Dalam konsep kasih karunia, ketaatan adalah respons kasih dan syukur atas karya keselamatan Allah yang diberikan secara cuma-cuma. Ketaatan ini dimampukan oleh Roh Kudus, berakar dalam hubungan dengan Kristus, dan menghasilkan kehidupan yang memuliakan Tuhan. Ini bukanlah beban, melainkan sebuah kehormatan untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Friday, December 06, 2024

Tugas ROH KUDUS

Tugas Roh Kudus dalam Kekristenan sangat luas dan penting. Berikut beberapa tugas Roh Kudus dengan ayat-ayat pendukung Alkitab:

1. Penghibur dan Penolong
  • Yohanes 14:26 : "Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Ku-katakan kepadamu."
2. Membimbing dalam Kebenaran
  • Yohanes 16:13 : "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang."
3. Memberikan Kekuatan dan Kuasa
  • Kisah Para Rasul 1:8 : "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
4. Memimpin dalam Doa
  • Roma 8:26 : "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan."
5. Menyucikan dan Menguduskan
  • 2 Tesalonika 2:13 : "Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara yang dikasihi Tuhan. Sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percaya."
6. Memberikan Karunia dan Buah Rohani
  • 1 Korintus 12:4-7 : "Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh yang sama. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan yang sama. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang sama, yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama."
  • Galatia 5:22-23 : "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri."

Thursday, December 05, 2024

Kenapa harus terima YESUS sebagai JURUSELAMAT


Perumpamaan tentang Jembatan Penyelamat

Bayangkan ada seseorang yang tinggal di sebuah desa di tepi sungai yang sangat lebar dan dalam. Di seberang sungai itu ada sebuah kota penuh berkat: makanan berlimpah, air bersih, dan kedamaian. Namun, tidak ada cara bagi orang-orang desa untuk menyeberangi sungai itu karena tidak ada perahu atau jembatan, dan air sungai terlalu deras untuk berenang.

Suatu hari, seorang insinyur yang bijaksana dan penuh kasih datang ke desa itu. Ia membangun sebuah jembatan kokoh yang menghubungkan desa dengan kota di seberang sungai. Ia berkata kepada semua penduduk desa, "Jembatan ini adalah jalan satu-satunya untuk menuju kota penuh berkat. Barang siapa mau mempercayai jembatan ini dan berjalan di atasnya, ia akan sampai di kota itu dengan selamat."

Sebagian penduduk percaya kepada insinyur itu dan mulai menyeberang jembatan. Namun, sebagian lain tidak percaya. Mereka berkata, "Kami bisa menemukan jalan kami sendiri," atau "Kami tidak butuh bantuan siapa pun." Akibatnya, mereka tetap tinggal di desa yang penuh kekurangan dan bahaya, sementara mereka yang percaya telah sampai ke kota dan menikmati berkat yang melimpah.

Maknanya :
Yesus adalah seperti jembatan dalam perumpamaan ini. Dia adalah jalan yang Allah sediakan untuk membawa kita dari dunia yang penuh dosa, kesedihan, dan maut menuju kehidupan kekal yang penuh sukacita dan kedamaian bersama Allah.
  • Sungai melambangkan dosa yang memisahkan kita dari Allah.
  • Jembatan melambangkan Yesus Kristus, satu-satunya jalan untuk mencapai keselamatan.
  • Insinyur melambangkan kasih Allah yang berinisiatif menyediakan jalan bagi kita.
Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa menerima Yesus bukan sekadar soal agama atau ritual keagamaan, melainkan sebuah langkah iman yang mendalam, yaitu mempercayai Yesus sebagai "Jembatan Keselamatan" yang Allah sediakan. Ini bukan tentang usaha manusia untuk mencapai Allah melalui aturan-aturan atau tradisi atau perbuatan baik atau kehebatan kita, tetapi tentang Pilihan Kita untuk menerima anugerah-Nya yang sempurna, yang menjembatani jurang dosa dan memungkinkan kita bersekutu kembali dengan Allah.  

Berikut ini adalah alasan-alasan utama mengapa seseorang harus menerima Yesus :

1. Yesus adalah Jalan kepada Allah
Yesus adalah satu-satunya jalan untuk mendamaikan manusia dengan Allah.  
  •  Ayat pendukung:  
Yohanes 14:6 : "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." 
  
Kisah Para Rasul 4:12 : "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."  

2. Pengampunan Dosa
Semua manusia telah berdosa dan membutuhkan pengampunan untuk berdamai dengan Allah.  
  •  Ayat pendukung  
Roma 3:23 : "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." 
 
1 Yohanes 1:9 : "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."   

3. Kehidupan Kekal
Melalui iman kepada Yesus, kita menerima anugerah kehidupan kekal di surga.  
  • Ayat pendukung  
Yohanes 3:16 : "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
   
Roma 6:23 : "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."   

4. Damai Sejahtera dan Sukacita
Yesus memberi kedamaian sejati yang tidak bisa diberikan oleh dunia.  
  • Ayat pendukung  
Yohanes 14:27 : "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu. Dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu."   
 
Yohanes 10:10 : "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."   

5. Menjadi Anak Allah
Menerima Yesus memberi kita hak untuk menjadi anak-anak Allah.  
  • Ayat pendukung  
Yohanes 1:12 : "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya."   

6. Kuasa untuk Hidup Baru
Dalam Yesus, kita diberi kuasa untuk meninggalkan kehidupan lama dan hidup dalam pembaruan.  
  • Ayat pendukung  
2 Korintus 5:17 : "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." 
 
Galatia 2:20 : "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku."   

7. Kemenangan atas Kuasa Dosa dan Iblis
Yesus memberi kemenangan atas dosa dan kuasa gelap (kutukan, santet, guna-guna dan seterusnya).  
  • Ayat pendukung  
Roma 10:9"Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan." 
 
1 Yohanes 5:12 : "Barangsiapa ada di dalam Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup."  

 

Doa untuk Menerima Yesus

Berikut adalah doa sederhana yang dapat diucapkan untuk menerima Yesus:

"Tuhan Yesus, aku mengakui bahwa aku adalah orang berdosa dan membutuhkan Engkau. Aku percaya Engkau mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosaku dan bangkit kembali untuk memberikan hidup kekal. Aku bertobat dari dosa-dosaku dan mengundang Engkau masuk ke dalam hidupku sebagai Juruselamat dan Tuhan. Pimpinlah hidupku mulai hari ini. Amin."

Perbedaan LUTHERAN dan CALVINISME

Lutheranisme dan Calvinisme adalah dua tradisi utama dalam Reformasi Protestan yang muncul pada abad ke-16. Meskipun keduanya berbagi bebera...