Yesus tidak pernah secara eksplisit berkata "Aku adalah Allah", tetapi melalui perkataan dan tindakan-Nya, Ia dengan jelas menunjukkan keilahian-Nya. Ada beberapa alasan mengapa Yesus tidak menyatakan secara langsung dengan kalimat itu dalam Injil:
1. Konteks Yahudi Saat Itu
Di zaman Yesus, bangsa Yahudi sangat monoteistik (percaya kepada satu Allah). Jika Yesus langsung berkata, "Aku adalah Allah," orang-orang akan langsung menolak tanpa memahami maknanya.
✔ Sebagai gantinya, Yesus menunjukkan keilahian-Nya secara bertahap, melalui ajaran, mukjizat, dan penggenapan nubuat.
✔ Ketika Yesus berkata "Aku dan Bapa adalah satu" (Yohanes 10:30), orang Yahudi segera ingin merajam-Nya karena mereka mengerti bahwa Ia menyamakan diri-Nya dengan Allah (Yohanes 10:33).
2. Yesus Menggunakan Cara Yahudi dalam Menyatakan Keilahian-Nya
Dalam budaya Yahudi, Allah menyatakan diri-Nya dengan cara yang tidak langsung tetapi melalui tindakan dan nama-nama khusus. Yesus melakukan hal yang sama:
✔ Yesus menggunakan gelar "AKU" (Ego Eimi) → "Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada (Ego Eimi)" (Yohanes 8:58). Ini adalah nama Allah dalam Keluaran 3:14.
✔ Yesus mengampuni dosa → "Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" (Markus 2:7).
✔ Yesus menerima penyembahan → Hanya Allah yang boleh disembah (Matius 4:10), tetapi Yesus menerima penyembahan dari murid-murid-Nya (Matius 28:9, Yohanes 20:28).
3. Misi Yesus untuk Menggenapi Nubuat sebagai Mesias
✔ Jika Yesus langsung berkata, "Aku adalah Allah," banyak orang akan salah paham dan mengira bahwa Ia adalah Allah Bapa, padahal Yesus datang sebagai Sang Anak yang menjelaskan Bapa (Yohanes 1:18).
✔ Yesus ingin orang-orang mengenal-Nya melalui iman, bukan hanya melalui klaim verbal. Ia ingin mereka melihat kuasa dan penggenapan nubuat dalam diri-Nya.
KESIMPULAN
Walaupun Yesus tidak pernah berkata "Aku adalah Allah" secara eksplisit, Ia dengan jelas menyatakan keilahian-Nya melalui:
✅ Pernyataan langsung seperti "Aku dan Bapa adalah satu" (Yohanes 10:30).
✅Perbuatan ilahi seperti mengampuni dosa, menerima penyembahan, dan melakukan mukjizat.
✅ Penggunaan gelar ilahi seperti "Yang Awal dan Yang Akhir" (Wahyu 1:17-18).
Yesus tidak hanya berbicara tentang keilahian-Nya, tetapi juga membuktikannya melalui hidup, kematian, dan kebangkitan-Nya.
No comments:
Post a Comment